Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berburu Vaksin Covid-19 Platform Moderna di Batam
Oleh : Saibansah Dardani
Jumat | 27-08-2021 | 22:07 WIB
A-VAKSIN-MODERNA-BATAM.jpg Honda-Batam
Vaksinator Ade sedang menamcapkan jarum suntik ke lengan Saibansah Dardani. (Foto: Pascal)

WARGA Kota Batam beruntung. Karena mereka dapat kuota vaksin Covid-19 platform Moderna. Padahal, sebelumnya vaksin buatan Amerika Serikat ini, khusus bagi para nakes. Bagaimana 'serunya' berburu Moderna di Batam? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani, yang juga menjadi salah satu warga Batam yang beruntung itu.

Jumat, 27 Agustus 2021, untuk kali pertama vaksin Covid-19 platform Moderna disuntikkan ke masyarakat umum di Provinsi Kepri. Kali ini, 6.000 warga Batam yang beruntung menjadi peserta vaksin platform Moderna. Setelah sebelumnya, diberikan kepada para tenaga medis (medis).

Tapi, perlu sedikit 'perjuangan' untuk bisa mendapatkan undangan dengan barcode dari Tim Relawan Vaksinasi PSMTI - Maitreya Batam. Pendaftaran dibuka hari Rabu, 25 Agustus 2021 pukul 12.00 WIB, melalui online di : http://vaksinmaitreya.org/?moderna1

Saya menerima info awal program vaksinasi platform Moderna untuk umum itu dari sahabat saya, seorang pengusaha muda yang juga Sekretaris Partai Perindo Kota Batam, Abdul Rahman Syahputra Batubara, biasa disapa Putra, Selasa, 24 Agustus 2021, pukul 22.34 WIB.

Tapi ternyata, info ini pun kemudian juga beredar dengan cepat di berbagai group WA (GWA) warga dan berbagai komunitas. Termasuk, di GWA jama'ah Masjid Istiqomah Nusa Jaya Sei Panas Batam, di lingkungan rumah saya.

Bunyi pengumumannya, 'Vaksin Moderna Dosis-1 Khusus Untuk Yang Belum Pernah Vaksin. Kerjasama PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) Kota Batam, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, Dinkes Kota Batam dan Maha Vihara Duta Maitreya Kota Batam.'

Maka, demi mendapatkan kesempatan vaksin gratis produk AS itu, Rabu, 25 Agustus 2021 pukul 11.30 WIB, saya sudah standby di depan laptop, menanti web bergambar Gedung Vihara Maha Vihara Duta Maitreya itu aktif.

Begitu cound down di pojok kanan atas menunjuk angka 12.00 WIB, web langsung aktif dan form pendafaran pun muncul. Sejumlah data diri diminta. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, nomor handphone, alamat rumah dan nomor NIK. Setelah lengkap mengisi semua kolom pertanyaan tersebut, langsung saya 'send'.

Ternyata, responya tampilan webnya 'muter-muter' lalu, gagal. Proses pendaftaran ulang pun saya lakukan. Mulai dari awal lagi, sampai 'send'. Responya tetap sama, 'muter-muter' terus gagal. Begitu sampai tiga kali. Mungkin karena ada ribuan orang bergerak bersama, 'menjebol' berjejal masuk ke web pendafaran itu.

Syukurlah, pada upaya saya yang keempat, dengan proses yang sama dari awal. Akhirnya, muncul respon positif. Data diri saya pun ditampilkan di layar, sebelum konfirmasi, bahwa data sudah benar. Saya klik, benar.

Lalu, muncul undangan berwarna merah tua, mirip angpao yang kerap dibagikan untuk anak-anak saat Imlek, ada 10 gambar kartun anak berbagai etnis di Indonesia. Tepat pukul 12:12:03. Dan undangan vaksinasi saya pun sah sudah. Alhamdulillah.

Tertulis di situ, hari dan tanggal pelaksanaan vaksinasi, jam yang dipilih peserta vaksin, tempat vaksinasi, nama peserta vaksin dan barcode. Ternyata, tidak sampai 1 jam kemudian, pendaftaran ditutup. Kuota sudah habis. Patutlah,
beberapa teman dan tetangga saya yang mendaftar online pun harus gigit jari.

Diantara pilihan jam vaksinasi, saya memilih pukul 09.00 - 10.00 WIB. Maka, tepat pukul 09.00 WIB, saya tiba di halaman parkir bagian dalam sayap kiri vihara. Parkiran mobil sudah penuh, ratusan motor juga sudah terparkir rapi di halaman depan vihara. Ternyata, sudah berjejer lima baris antrean ribuan orang dengan menerapkan prokes ketat.

Sebab, ada puluhan relawan vaksin, baik dari PSMTI maupun Vihara Maitreya yang memakai rompi kuning, terus aktif mengatur dan mengecek barisan antrean. Sambil mengingatkan jaga jarak. Bahkan, mereka juga membawa masker medis untuk diberikan kepada peserta vaksin yang tidak memiliki masker standar.

Ada 6 tahapan yang harus dilalui peserta vaksin, sampai bisa melewati pintu keluar untuk pulang. Setelah antrean mencapai pintu pertama, semua peserta vaksin akan dites suhu tubuh dan tangan mereka disemprot hand sanitizer. Lalu, diberi nomor antre. Saya mendapat nomor antre 1348.

Di ruang tunggu pintu pertama ini, peserta vaksin tidak perlu berdiri lagi. Sudah disiapkan kursi plastik, lengkap dengan tv monitor di depan sebelah kiri. Berisi nomor antrean yang dipanggil untuk masuk ke tahap selanjutnya.

Pintu kedua, semua peserta diminta menunjukkan barcode undangan lalu discan para relawan. Sekejab kemudian, dari mesin printer keluar selembar kertas berisi pertanyaan data rekam medis.

Isinya, di pojok kiri atas, kartu vaksinasi Covid-19 lengkap dengan data diri. Kemudian, ada 7 daftar pertanyaan, yang harus dijawab dengan 'tidak' dan 'ya'. Mulai dari pertanyaan riwayat penyakit sampai dengan konsumsi obat medis yang diberikan dokter. Jika terdapat 3 saja jawaban 'ya', maka dipastikan peserta vaksin langsung gugur. Tidak bisa lanjut divaksin.

Dari pintu kedua, peserta vaksin masuk pintu ketiga. Yaitu, areal pemeriksaan tensi darah dan tanya jawab riwayat medis. Juga, informasi jadwal vaksinasi platform Moderna dosis-2. Yaitu, Sabtu, 25 September 2021.

Setelah lolos pemeriksaan di fase paling menentukan ini, maka peserta vaksin langsung bisa terus bergerak ke areal vaksinasi. Jika petugas di tahap ini menyatakan tensi atau pun riwayat medis tidak memungkinkan divaksin, maka peserta diminta untuk balik kanan, pulang.

Di ruang vaksinasi, saya bertemu dengan vaksinator bernama, Ade. Masih muda, ramah dan mau diajak selfie. Kami sama-sama memakai topi warna putih. Sepertinya, kompak. Padahal, tidak janjian.

Sambil menyiapkan jarum suntik, Ade menginformasikan efek samping akan saya rasakan nanti setelah disuntik. Termasuk, kemungkinan tangan akan merasa pegal atau kebas.

"Tarik napas ya pak, bismillah..., udah pak."

"Loh, sudah ya mas."

"Gak terasa ya pak, nanti terasa di tangan tuh, pak. Jangan lupa dikompres pakai es ya," ujarnya memberi nasehat.

Ade juga menasehati saya untuk banyak minum air putih segera setelah vaksin. Lalu, makan nasi dan minum paracetamol jika badan terasa demam.

Tidak sampai 2 menit proses penyuntikan vaksin ini selesai. Lalu, data saya ditandatangani oleh wanita yang bertugas di sebelah Ade.

Dari areal vaksin, lalu masuk ke ruang pandataan. Di sini, para relawan melakukan verifikasi data sebelum dikirim ke proses selanjutnya.

"Kami relawan semua ini pak. Kami bekerja dari pagi sampai sore, kalau ramai gini saya senang," ujar Syailendra, relawan bertubuh subur yang melayani verisikasi data saya.

Rampung di proses ini, semua peserta vaksin masuk ke areal terakhir. Yaitu, menunggu sekitar 15 menit. Melihat, apakah ada reaksi negatif dari vaksin. Jika, ada maka akan dilakukan tindakan medis lanjutan. Syukurlah, pukul 10.50 WIB, saya melewati semua rangkaian 'keseruan' berburu vaksin Covid-19 platform Moderna itu.

Alhamdulillah, akhirnya semua proses berburu Moderna, tuntas sudah. Tapi, ingat pesan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, bahwa semua vaksin yang dibeli pemerintah Indonesia, semuanya sama khasiatnya.
Semuanya sudah melalui proses yang panjang dan dinyatakan aman secara medis. Yang berbeda hanyalah teknik pengembangan bahan bakunya saja.

Jadi, jangan pilah-pilih vaksin. Pokoknya, segera vaksin dan dukung program pemerintah menuju Indonesia sehat.

Salam sehat!