Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mari Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 pada Anak-anak
Oleh : Opini
Jum\'at | 25-06-2021 | 14:04 WIB
A-PERLINDUNGAN-ANAK.jpg Honda-Batam
Ilustrasi perlindungan anak dari terpapar Covid-19. (Foto: Kompas)

Oleh Zakaria

KETIKA pasien corona makin banyak, maka orang tua harus waspada. Penyebabnya, sebagian pasien berstatus anak-anak dan mereka tidak mendapatkan vaksin karena belum ada yang untuk usia 18 tahun ke bawah. Orang tua harus super protektif dan berpesan pada anak-anak untuk selalu menjaga protokol kesehatan.

Pandemi belum juga berakhir dan keadaan malah bertambah parah karena ada lonjakan pasien, dari 8.000 jadi 12.000 orang per hari. Kita makin miris karena mereka terinfeksi oleh virus covid-19 karena tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Padahal semua orang wajib untuk memproteksi diri, termasuk anak-anak.

Di ibu kota, ada lonjakan kasus corona pada anak, sampai ada warning agar mereka tidak boleh bermain di luar rumah. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan bahwa ada 655 dari 5.582 kasus pada anak usia 6-18 tahun. Sementara pasien balita 244 kasus.

Angka ini tentu mengkhawatirkan karena anak-anak ternyata beresiko tinggi kena corona. Jika mereka terinfeksi virus covid-19 pun berbahaya karena ketika dirawat di RS, tidak bisa ditunggui oleh ibu atau anggota keluarga lain karena beresiko tinggi. Pun ketika isolasi mandiri di rumah, harus dengan protokol kesehatan yang ketat dan memakai masker walau di dalam hunian saja.

Dokter Arun Shah menyatakan bahwa pandemi 2021 beda dengan 2020. Karena tahun ini pasien anak-anak lebih mudah terkena corona. Karena virus memiliki kemampuan melekat yang lebih tinggi, sejak bermutasi ganda, sehingga lebih mudah untuk menyerang para bocah cilik.

Anak-anak lebih rawan kena corona karena mereka beraktivitas lebih banyak di luar daripada orang tua, apalagi sekolah dilakukan secara online. Bisa jadi mereka jenuh di rumah saja lalu main sepeda atau sepatu roda, dan kurang disiplin pakai masker. Dengan aktivitas tinggi tentu membuat tubuh berkeringat, sehingga pengap ketika pakai masker.

Apalagi anak-anak belum diinjeksi karena memang belum diciptakan vaksin untuk manusia di bawah 18 tahun, sehingga belum mendapatkan kekebalan tubuh dari serangan corona. Semoga para ahli menciptakan vaksin untuk usia berapa saja, agar semua orang bisa bebas dari ancaman virus covid-19.

Sebagai orang tua, kita wajib untuk mencegah agar anak tidak terinfeksi virus covid-19. Caranya dengan mengajari mereka untuk mematuhi protokol kesehatan dan pakai masker dengan disiplin.Jika bukan orang tuanya yang membimbing, siapa lagi?

Cara untuk mengajari adalah dengan memberi contoh secara langsung, sehingga orang tuanya juga harus rajin mencuci tangan atau memakai hand sanitizer , menjaga jarak, dan melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.

Pasalnya, proteksi dari vaksin belum ada, maka satu-satunya cara adalah dengan menghindari resiko penularan dengan prokes ketat.

Jangan keluar rumah sembarangan dan jika ingin membeli snack cukup pesan via ojek online. Sediakan banyak cemilan dan bahan makanan di dapur, sehingga tidak sedikit-sedikit keluar rumah untuk berbelanja.

Mereka juga wajib diberi pengertian agar bermain di rumah saja, jangan berlarian di lapangan seperti biasanya, karena pandemi masih menggila.

Selain itu, anak-anak juga wajib makan makanan bergizi, 4 sehat 5 sempurna. Jika mereka malas makan sayur dan buah maka bisa dibuatkan jus agar lebih mudah dikonsumsi. Berikan juga multivitamin dan susu sapi agar imunitasnya lebih tinggi.

Lebih baik mencegah anak-anak kena corona daripada mengobati mereka, karena virus covid-19 telah bermutasi menjadi lebih ganas. Anak-anak 'dikurung' di dalam rumah demi kebaikan mereka sendiri, karena kenyataannya di luar sana keadaannya masih rawan.*

Penulis adalah pemerhati sosial masyarakat bermestautin di Bogor