Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Klarifikasi Berita 'Ratusan Investor Tertipu Investasi Bodong Cerdas Laundry'
Oleh : Redaksi
Kamis | 27-05-2021 | 09:11 WIB
investasi11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Didik Mulato melalui kuasa hukumnya dari Solo Raya Law Firm menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan 'Ratusan Investor Tertipu Investasi Bodong Cerdas Laundry'.

Untuk memperjelas latar belakang bantahan klien kami, klien kami sampaikan kronologi singkat terkait latar belakang sengketa bisnis Cerdas Laundry sebagai berikut:

Sebenarnya terjadi karena para mitra ingin segera dapat penghasilan dari cerdas laundry. Namun yang namanya mencari pelanggan itu tidak bisa dipastikan kapan mencapai kapasitas maksimal, kami terus bergerak mencari ide supaya pelanggan segera penuh. Namun mereka selalu minta kepastian yang menurut saya tidak mungkin jumlah pelanggan dijamin dalam bisnis apapun.

Akhirnya mereka mencari-cari kesalahan saya. Sebelum puasa saya sudah temui mereka di Jakarta dan sudah jelaskan semuanya. Namun mereka menyodorkan surat perjanjian yang sulit saya setujui karena ingin memojokkan saya sebagai pengelola.

Sejak awal, sudah kami jelaskan jika konsep bagi hasil 50:50, semua perhitungan investasi adalah asumsi semua setelah pelanggan penuh. Sementara sampai saat ini kami masih terus memikirkan cara supaya pelanggan maksimal. Saya bilang akan membuat surat perjanjian setelah saya menemukan ide terbaik untuk maksimalkan jumlah pelanggan. Dan dalam konsepnya, karyawan di bawah koordinasi kami. Tapi mitra terlalu mengintervensi, sehingga karyawan bergerak juga bingung karena ada dua instruksi (dari kami dan dari mitra).

Yang pasti, sampai saat ini belum ada dokumen perjanjian apapun antara saya dan mitra karena saya masih mengolah system yang terbaik untuk dituangkan di perjanjian. Sebanyak 25 juta (rupiah) yang dibayar ke saya adalah pembayaran lisensi menggunakan nama brand Cerdas Laundry, selebihnya yang dibayarkan adalah untuk pembelian perlengkapan.

Keresahan bermula ketika kami terlambat kirim mesin karena suplai dari Toshiba yang terlambat (nunggu impor). Keresahan kedua bermula ketika outlet yang buka tidak kunjung penuh pelanggannya (padahal kami sedang berusaha). Kebetulan ibu saya juga di Palangkaraya jadi sekalian saya puasa sampai lebaran di Palangkaraya. Gara gara ini saya dianggap kabur. (*)