Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Willy Tantri, Pria Tionghoa Pencetak Altet Berprestasi di Kabupaten Bintan
Oleh : Syajarul Rusydy
Sabtu | 20-03-2021 | 17:37 WIB
willy-tantri-bintan.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Willy Tantri, pada saat mengharumkan nama Kabupaten Bintan bersama tim takrawnya. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Willy Tantri, pria berdarah Tionghoa di Kabupaten Bintan, banyak mengukir prestasi di dunia olahraga sejak usianya masih dini. Namanya cukup terkenal di masyarakat Bintan maupun Kepri.

Buah tak jauh jatuh dari pohonnya. Peribahasa itu sangat pas untuk menggambarkan sosok Willy, begitu dia akrap disapa. Ia merupakan anak ke-7 dari 12 bersaudara. Anak dari seorang atlet bernama Cermat atau akrab disapa Pak Kecik, seseroang yang berpengaruh dalam memajukan dunia olahraga di Bintan.

Ke-12 anak Pak Kecik, 80 persen menjadi atlet profersional, dengan berbagai macam cabang olahraga. Willy salah satunya, seorang atlet yang memiliki kemahiran dalam berbagai macam olahraga, seperti sepak bola, takraw dan bulu tangkis.

Kini usianya sudah menginjak 42 tahun, fisiknya masih kuat untuk mengikuti berbagai event olahraga yang melibatkan dirinya. Namun, dia kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk melatih di cabang olahraga bulu tangkis.

Tak sedikit anak didiknya juga mengikuiti jejak Willy. Berbagai event bergengsi sempat dimenangkan, bahkan satu orang anak didiknya ada yang pernah ikut berlaga di negara Kanguru (Australia).

"Yang saya latih banyak ya, satu orang sudah sampai di Autralia dan kini menetap serta melatih bulu tangkis di sana (Australia). Dia adalah Lukas, yang juga merupakan ponakan saya," sebut Willy, saat ditemui di Kijang, Sabtu (20/3/2021).

Kecintaannya terhadap olahraga adalah pengaruh (alm) Pak Kecik. Mendiang kerap mengajaknya terjun langsung ke lapangan. Dari sana, benih-benih atlet tumbuh di tubuh seorang Willy.

Willy mulai mengikuti event olahraga sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Seiring waktu berjalan, Willy pun tumbuh mejadi dewasa, sempat meninggalkan tanah kelahirannya untuk meneruskan kuliah di Kota Jakarta.

Sembari menyelesaikan kuliah, Willy juga mengikuti club-club bulu tangkis di ibu kota. Di sana dia banyak belajar tentang olahraga, yang tidak pernah ditemui di tanah kelahirannya, Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Bintan.

Ilmu didapat, serta keahlian yang dimiliki sejak berada di ibu kota, tak membuat Willy menjadi kacang yang lupa kulitnya. Setelah selesai kuliah, Willy kembali ke Kabupaten Bintan, tempat di mana dia dibesarkan.

Di sini (Bintan), Willy mulai melanjutkan petualanganya sebagai atlet. Berbagai event dia ikuti. Tak sedikit prestasi yang ditorehkan membuat nama Kabupaten Bintan harum di dunia olahraga, terlebih cabang bulu tangkis, sepak takraw dan juga sepak bola.

"Tak banyak yang saya ingat, tetapi yang paling berkesan, saya pernah mengikuti cabang olahraga sepak takraw di Pekan Olahraga Pemprov. Di sana kami berhasi menyumbangkan emas dengan posisi juara 1," kata Willy.

Karena kualitas dan dedikasinya yang tinggi tersebut, Willy diberikan pekerjaan sebagai honorer di salah satu Dinas di Kabupaten Bintan. Mungkin, itu lah bentuk apresiasi dari Pemda Bintan untuk orang yang telah mengharumkan nama daerah.

"Tahun 2007 seingat saya, diberikan pekerjaan di Pemerintahan Kabupaten Bintan, sebagai tenaga honorer," ucapnya.

Ia mengaku sangat berterimakasih atas pekerjaan itu, meski insentif yang diterimanya tak bagitu besar. Namun, dengan pekerjaan itu dia dapat memiliki waktu untuk menyalurkan hobby, serta melatih generasi Bintan di cabang olahraga bulu tangkis.

Tak banyak harapan Willy saat ini, hanya ingin berdikasi di tanah kelahiranya, dengan melahirkan atlet-atlet profesional yang nantinya juga dapat mengharumkan Kabupaten Bintan di kanca nasional maupun internasional.

"Saya mensyukuri atas pekerjaan yang diberikan itu, meski hanya sebagai honorer, namun saya memiliki waktu banyak untuk melampiaskan hobby saya, serta melatih bibit atlet di Bintan, khsusunya Bintan Timur," tutup Willy, yang ingin melahirkan atlet-atlet berprestasi dari Kabupaten Bintan.

Editor: Gokli