Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setahun Bersama COVID-19
Oleh : Opini
Kamis | 11-03-2021 | 13:07 WIB
fitri1.jpg Honda-Batam
Liwi Puspita. (Istimewa)

Oleh: Liwi Pusfa

Awal Maret 2020 warga Indonesia dikagetkan dengan munculnya virus corona atau disebut juga Covid-19. Setahun sudah kita hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran akan virus yang mematikan ini. Virus corona menular melalui droplet atau percikan dari batuk atau bersin penderita kepada orang lain.

Kemunculan virus yang dilaporkan pertama kali di Wuhan China ini membuat pemerintah dan masyarakat gundah gulana. Hampir semua sektor terpukul, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata hingga pendidikan merasakan dampaknya.

Pada 1 juni 2020 pemerintah mengambil keputusan penting dengan menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk melindungi masyarakat dari serangan virus yang penularannya sangat cepat.

Kebijakan ini berdampak pada semua sektor, terutama di bidang pendidikan. aktivitas belajar mengajar tak boleh secara tatap muka melainkan secara online atau daring. Ada plus minus dari sekolah daring ini, di satu sisi para pelajar jadi melek teknologi dan orang tua juga dapat lebih mudah mengawasi perkembangan belajar anak.

Di sisi lain tentunya belajar daring harus menggunakan kuota internet dan handphone yang mendukung aplikasi belajar. Beberapa daerah juga kesulitan menerapkan belajar daring karena belum terjangkau signal internet.

Untuk pencegahan penularan, pemerintah tak henti-hentinya mengimbau warga agar merepkan protokol kesehatan yang ketat dengan selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, pakai hand sanitizer, tidak menyentuh mata, hidung, mulut dan wajib memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Sulit memang, tapi demi kesehatan dan kebaikan bersama hal itu harus diterapkan.

Januari 2021, pemerintah mengumumkan kabar gembira karena sudah ada vaksin atau anti virus Covid-19 dan diberikan bertahap kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa dipungut biaya alias gratis. Presiden Joko Widodo jadi yang pertama sekali disuntik vaksin diikuti pejabat negara, kepada daerah dan tenaga kesehatan. Tahap kedua menyasar pekerja publik seperti anggota TNI-Polri, PNS, pedagang pasar hingga wartawan.

Masyarakat yang telah mendapat suntikan vaksin tetap diminta untuk menerapkan protokol kesehatan. Semoga pandemi Covid-19 cepat beralu sehingga semua aktivitas dapat kembali normal. Perekonomian juga bisa pulih. (*)

Penulis merupakan mahasiswi Stisipol Raja Haji Tanjung Pinang.