Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vaksin Covid-19 dan Kepedulian Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan
Oleh : Opini
Selasa | 09-03-2021 | 12:21 WIB
Abelia1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Abelia Dellafita. (Istimewa)

Oleh: Abelia Dellafita

COVID-19 adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh novel coronavirus atau virus corona jenis baru. COVID-19 singkatan dari Corona Virus Disease yang ditemukan pada 2019. Virus ini menginfeksi paru-paru.

Covid-19 dilaporkan pertama kali ditemukan di Wuhan China dan masuk ke Indonesia pada bulan maret tahun 2020. Menular dengan cepat dan menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun status sosial.

Akibat dari adanya virus corona ini beberapa negara membuat kebijakan yang memberlakukan lockdown agar penyebarannya tak luas. Indonesia sendiri memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau disebut (PSBB) untuk mengurangi dan memutuskan mata rantai penyebaran virus corona. PSBB juga diatur dalam peraturan pemerintah NO 21 tahun 2020. Kegiatan PSBB tersebut juga termasuk dalam penutupan tempat wisata, tempat kerja, fasilitas umum, tempat ibadah, sekolah hingga perguruan tinggi.

Virus ini bisa menular melalui orang yang bersin, batuk bahkan berbicara. Seperti misalnya sedang berada diruangan yang tertutup dan di dalamnya cukup ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau secara kontak langsung. Organisasi Kesehatan Dunia juga menyampaikan perkembangan pola penyebaran yang mengakibatkan pandemi terbesar yang dirasakan selama hidup.

Adanya virus corona ini banyak merubah kebiasaan khususnya dari dunia pendidikan. Pelajar harus melakukan kegiatan belajar mengajar secara online, dilarang untuk belajar tatap muka. Tentunya hal ini memiliki dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya bisa membuat para siswa menjadi lebih mandiri dan mengeluarkan kreativitas mereka masing masing. Sedangkan dampak negatifnya banyak para guru yang masih kurang paham mengakses aplikasi aplikasi pembelajaran contohnya seperti Google Classroom, Zoom,Google meet dan whatsapp grub, selain itu jaringan juga termasuk kekurangan dalam sekolah online.

Karena tidak semua orang tinggal di daerah yang memiliki jaringan internet yang memadai. Sebagian masyarakat, terutama di daerah terpencil harus bersusah payah mengakses jaringan agar mereka bisa bersekolah atau berkuliah online. Belum lagi masalah kuota internet dan minimnya kepemilikan ponsel pintar. Tak hanya di dunia pendidikan, dunia kerja juga terdampak dari pandemi ini.

Mirisnya lagi, karena pandemi, banyak pekerja yang dirumahkan, angka pengangguran meningkat dan dunia usaha khususnya di bidang pariwisata seperti perhotelan terpukul.

Setelah sekian lama masyarakat dihantui virus mematikan ini, pemerintah mengumumkan kabar bahagia karena sudah ditemukan anti virus alias vaksin. Presiden Jokowi Dodo menjadi yang pertama disuntik vaksin Sinovac yang telah melewati uji klinis BPOM dan mendapat sertifikat halal dari MUI. Tetapi, paska vaksinasi masyarakat cenderung meremehkan protokol kesehatan. Banyak yang sudah tidak memakai makser dan abai terhadap protokol kesehatan. Padahal sebenarnya anggapan para masyarakat tersebut salah. Masyarakat diminta untuk tetap memakai masker, rajin cuci tangan, sering berolahraga dan menghindari kerumunan.

Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan perekonomian kembali pulih. Masyarakat dapat beraktivitas dengan normal seperti sedia kala. (*)

Penulis merupakan mahasiswi Stisipol Raja Ali Haji Tanjung Pinang, Program Studi Administrasi Publik