Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menteri Pertahanan Korea Selatan Mengundurkan Diri
Oleh : batamtoday
Jum'at | 26-11-2010 | 03:26 WIB

Batamtoday, Seoul - Dua hari setelah serangan artileri Korea Utara menghajar Pulau Yeonpyeong, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Tae-young, menyatakan pengunduran dirinya Kamis, 25 November 2010.

 

"Presiden Lee Myung Bak telah menerima pengunduran diri Menhan," kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan, seperti dimuat situs CNN.

Dua hari setelah serangan artileri Korea Utara menghajar Pulau Yeonpyeong, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Tae-young, menyatakan pengunduran dirinya Kamis, 25 November 2010.

"Presiden Lee Myung Bak telah menerima pengunduran diri Menhan," kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan, seperti dimuat situs CNN.

Ditambahkan juru bicara, sejatinya pengunduran diri Menhan sudah diajukan sejak 1 Mei 2010, ditengah kritik pasca insiden tenggelamnya Kapal Perang Cheonan milik Korsel. Namun baru kemarin pengunduran diri diterima Presiden.

Saat itu 46 marinir Korsel tewas. Kendati tak ada indikasi serangan, Korea Utara diduga merupakan dalang di balik tragedi ini. Pasca dua insiden itu, para anggota parlemen menuding angkatan perang Korea Selatan kecolongan, tak siap menerima serangan dari Korea Utara. Beberapa anggota parlemen bersikeras, serangan udara balasan harus segera dilakukan. Dan, Dewan menuntut Kim mengundurkan diri.

Menurut juru bicara kepresidenan Korea Selatan, menteri baru akan ditunjuk untuk menempati posisi yang ditinggalkan Kim Tae-young.

Serangan ke Pulau Yeonpyeong adalah konfrontasi terbuka kali pertama terhadap penduduk sipil sejak berakhirnya Perang Korea 57 tahun lalu. Tensi antara dua negara makin tinggi.

Presiden Korea Selatan memerintahkan pengiriman lebih banyak tentara dan persenjataan ke perbatasan laut dengan Korea Selatan. Kata dia, serangan lain bisa jadi datang. "Kita tak boleh kehilangan sense of crisis dan mempersiapkan kemungkinan adanya provokasi lain dari Korea Utara," kata juru bicara presiden, Sang-Pyo, mengutip pernyataan Presiden Korea Selatan, seperti dimuat ABCNews.

Warga Korea menyoroti kesigapan militer mereka. Kata mereka, waktu 13 menit yang dibutuhkan Korea Selatan untuk menjawab serangan artileri Korut, sangatlah lambat. "Kita harus menghukum provokasi yang disengaja dilakukan pihak Utara," kata seorang warga, geram.