Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ESAI AKHIR ZAMAN MUCHID ALBINTANI

Teori Empat Alam
Oleh : DR Muchid Albintani
Jumat | 26-02-2021 | 21:01 WIB
A-HANG-MUCHID21.png Honda-Batam

PKP Developer

DR Muchid Albintani. (Foto: Ist)

Oleh DR Muchid Albintani

MATERIALISME (paham materialistik) yang "menggumpal" dalam bawah sadar manusia umumnya mengafiliasi kepada cara berpikir tunggal. Alam dunia menjadi segalanya.

Materialisme sebagai ibu kandung dari dua saudara kembar kapitalisme dan komunisme menuntun sekelompok manusia hingga ini berkarakter seperti Firaunisme (paham yang "mentuhankan" lakon serakah dan sombong).

Dahulu istilah hidup dua alam yang mengemuka selalu diasosiasikan dengan hewan. Ampibi adalah karakter hewan yang dapat hidup pada dua alam. Berpikir dua alam ini, tanpa disengaja memproduksi pola pikir manusia penyebab teralienasi (keterasingan) jatidiri.

Seolah-olah yang hidup dua alam adalah hewan. Alam dimaksud adalah di darat dan di air. Istilah di darat dan di air inilah yang mengaltari jika hubungan ke-alam-an perlu diulas-cermat.

Easai akhir zaman mengulas-cermat dalam pemakna-pahaman kehidupan manusia yang "seolah-olah ber-alam tunggal hanya alam dunia". Akhir zaman, tanpa terasa perlahan pasti memperlenakan bawah zadar manusia jika hidup hanya di dunia (alam dunia) saja. Tidak ada alam sebelum dan sesudah alam dunia.

Kealfaan manusia mengingat kembali tiga alam lainnya menjadi tanda tanya. Begitu kuatnya pengaruh materialisme kebendaan sehingga melupakanya begitu saja. Keberadaan Alam Rahim selama sembilan bulan menjadi seolah-olah tak diakui. Rukun iman yang idealnya menjadi referensi ukhrawi kebaradaan Alam Akhirat setelah Alam Barzakh seolah-olah juga tertiadakan.

Akhir zaman yang merefleksikan akhir misi kerasulan yang digantikan peran ulama menjadi ujian tersendiri bagi umat manusia beriman. Sebagai pewaris nabi, ketakberdayaan para ulama mempertahankan eksistensinya menjadi pertanda penting bahwa karakter ubud dunya (cinta dunia), tidak hanya merasuki orang-orang beriman biasa, melainkan juga para pewaris nabi.

Muncul-mencutnya istilah "ulama jahat" menjadi pertanda bahwa cinta dunia adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya.

Teori Empat Alam dalam hubungan dengan akhir zaman mendalilkan bahwa ubud dunia telah menjadikan ketidakseimbangan sistem dunia. Ketidakseimbangan inilah yang memproduksi dua karakter utama: serakah dan sombong. Keserakahan dapat menutup pendistribusian sumber daya kehidupan. Istilah kemiskinan struktural (miskin disebabkan kebijakan) berawal dari sini.

BACA JUGA: UFO Itu Malaikat atau Jin?

Sementara kesombongan mendedikasikan keterpurukan dalam bersikap untuk saling menasihati khususnya tentang kebenaran dan kesabaran antar sesama anak bangsa. Pada level internasional, kesombongan memblokade penciptaan kesetaraan antar umat manusia.

Kesombongan sangat mudah dapat diimplementasikan bagi orang per orang yang ingin berkuasa (menjadi penguasa) 'seumur hidup'. Akan sangat sulit dibantah jika tatacara mempertahankan kekuasaannya pun sudah pasti dengan lakon laku menindas.

Bersandar pada dua karakter tersebut sudah menjadi sebuah aksioma jika manusia yang berlakon serakah dan sombong adalah para pemuja dus penganut kehidupan satu alam. Manusia model inilah yang tanpa sadar telah meninggal-lupakan tiga alam lainnya: alam Rahim, alam Barzakh dan alam Akhirat.

Lazimnya sebuah teori, boleh saja teori Empat Alam dipertanyakan keabasahannya. Sebagai pintu awal dalam membantu memahami sebuah fenomena karakter serakah dan sombong manusia yang menggejala di akhir zaman adalah sebuah ikhtiar.

Umumnya sebuah teori awal dalam sejarah kemunculannya yang dipertanya-soalkan justru bukan ihwal kebenaran maupun kerelevansian kemanfaatannya, tetapi justru terkadang hanya soal "kebaruannya".

Oleh karena baru, belum terbiasa menyebabkan respon yang berbeda pula. Tidak jarang berbau negatif.

Sejenak bernostalgia sebagai analogi ihwal istilah 'hukum relativitas' yang populer disebut dengan "Teori Relativitas". Istilah atau kata relatif menunjukan ketidakabsolutan (ketidakmutlakan) sesuatu yang dikenal dengan enegri. Secara visual teori ini disimbolkan dengan E= mc2 (massa dikali dengan kecepatan cahaya dua tingkat).

Sudah umum bagi kalangan pakar atau ilmuwan fisika mengenal penemu teorinya adalah seorang super jenius bernama Albert Enstein. Oleh karena itu, tafsir relatif tidak salah dimaknai sebagai ketidakberdayaan aqal memahami fenomena energi. Dari sini hukum realivitas, seharusnya menginspirasi bagaimana memahami kekuatan (energi) yang dapat mengendalikan laku lakon serakah dan sombong.

Teori Empat Alam berupaya mendorong pemahaman fenomena serakah dan sombong melalui pendekatan suprarasional. Hari kiamat sebagai rukun iman kelima adalah variabel penting yang mengkonekan antara alam Barzakh menuju alam Akhirat.

Sedangkan alam Rahim, penemuan pengetahuan di bidang biologi sudah benyak menjelaskan. Sementara, alam Dunia yang sedang berproses menuju ke alam Barzakh yang terlalu naif selalu dinomorsatukan, diprioritaskan, dan diunggulkan yang menjebak manusia menjadi ubud dunya.

Pemahaman 'kekelan dunia' melalui bawah sadar yang menjadi persoalan. Realitas ini menjadikan seolah-olah dunia kekal terseduksi meteri (kebendaan). Yang menarik hemat penulis, Hukum Relativas Enstein yang dsimbolkan sebagai energi justru kalah dengan 'hukum Kekekalan Materi'. Seolah-lahan hidup di alam dunia, tanpa kematian. Hukum Kekekalan Materi ini yang menjadikan laku lakon serakah dan sombong tak terkendali (absolut).

Teori Empat Alam membawa kesadaran transenden bahwa keserakahan dan kesombongan akan memproduksi tindakan zalim (prilaku zalim). Dari sini semakin dimengerti mengapa yang diperlombakan di alam dunia ini bukan amal kebaikan, melainkan uji coba persenjataan yang menghancurkan.

Secara sederhana teori Empat Alam dapat memberikan referensi hitungan hukum Kekalan-Relatif. Caranya sederhana. "Umur manusia yang tercepat ditambah dengan umur manusia terlama dibagi dua". Cara ini dapat mengakumulasi berapa lama sesungguhnya umur manusia hidup di alam dunia?

Pertanyaannya: apakah teori Empat Alam dapat mengidentifikasi berapa lama sesungguhnya manusia di alam Barzakh menjelang hari kiamat sebelum menuju Alam Akhirat?

Wallahu'alam bissawab. ***

Muchid Albintani adalah Associate Professor pada Program Studi Magister Ilmu Politik, Program Pascasarjana, FISIP, Universitas Riau, Pekanbaru.