Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vaksinasi Corona Perdana Berjalan Lancar, Aman dan Halal
Oleh : Opini
Kamis | 14-01-2021 | 08:21 WIB
A-VAKSIN-JOKOWI.jpg Honda-Batam
Presiden Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang divaksin covid-19. (Foto: Setneg RI)

Oleh Edi Jatmiko

PRESIDEN Jokowi menjadi WNI pertama yang disuntik vaksin corona. Setelah injeksi, tidak ada reaksi apa-apa pada beliau. Hal ini membuktikan bahwa vaksin buatan Sinovac aman dan tidak menimbulkan efek samping. Selain itu, vaksin juga sudah mendapat sertifikat halala MUI. Sehingga tidak ada lagi keraguan dalam vaksinasi corona nasional.

Vaksin Sinovac buatan RRC sudah mendarat di Indonesia pada medio desember 2020. Namun baru akan disuntikkan bulan januari, karena menunggu pengetesan BPOM dan fatwa halal MUI. Setelah semuanya selesai, baru boleh disuntikkan ke seluruh WNI, walau kita masih harus menunggu giliran. Karena vaksinasi gelombang pertama baru diprioritaskan untuk tenaga medis.

 

Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona. Tanggal 13 januari 2021 jam 10 pagi, beliau diinjeksi terlebih dahulu daripada rakyatnya. Menurut presiden, hal ini bukan karena ego atau jabatan. Melainkan justru beliau memberi contoh kepada masyarakat bahwa vaksin corona buatan Sinovac 100% aman.

Vaksinasi pada Presiden Jokowi disiarkan langsung melalui streaming di akun Youtube sekretariat presiden. Siaran ini dimaksudkan agar seluruh WNI melihat proses vaksinasi yang higienis dan aman. Sehingga mereka yakin dan mau disuntik. Buktinya, setelah divaksin, presiden tidak menunjukkan reaksi negatif dan sehat-sehat saja.

Ketika presiden tidak pingsan atau sakit keras setelah divaksin, maka akan menambah kepercayaan masyarakat dan mereka mau diinjeksi. Selama ini memang ada yang ragu dan bahkan termakan hoax, bahwa vaksin corona kurang aman, karena bisa mengubah DNA manusia. Namun berita palsu ini langsung tertepis ketika publik melihat keamanan vaksinasi di istana presiden.

MUI juga sudah memberi fatwa halal pada vaksin Sinovac, setelah melakukan sidang fatwa. Sehingga mayoritas WNI yang merupakan umat muslim bisa bernapas lega, karena vaksin ini benar-benar halal. MUI juga turut mengawasi ketika vaksin masih dalam proses pembuatan. Sehingga mereka yakin bahwa tidak ada gelatin babi yang tercampur di dalam vaksin Sinovac.

Untuk lebih meyakinkan masyarakat, setelah Presiden Jokowi disuntik, maka beberapa pemuka agama juga disuntik vaksin. Mereka memberi contoh kepada jamaahnya, sehingga tidak ada lagi yang takut atau meragukan vaksinasi corona. Sehingga semua WNI akan mau disuntik dan akan mensukseskan program vaksinasi corona nasional.

Menurut dokter Wiku Adisasmito, vaksinasi adalah kunci dalam mengatasi penyebaran corona. Kesuksesan vaksinasi corona nasional sangat penting karena jika semuanya sudah disuntik, akan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Jika semua orang sehat dan bebas corona, maka pandemi akan lekas berakhir dan kita bisa beraktivitas seperti biasa.

Sebagai warga negara yang baik, sebelum menunggu giliran vaksinasi, maka kita bisa mendukung kesuksesan program ini dengan kampanye di media sosial. Saat ini marak twibbon alias semacam pigura yang mengellingi foto pengguna medsos, yang bertuliskan dukungan terhadap vaksin. Foto profil medsos kita bisa diedit seperti itu, agar makin banyak followers yang mengikutinya.

Selain itu, kampanye pro vaksin juga bisa dilakukan dengan menepi berita hoax dan melaporkan akun media sosial yang hobi meng-share berita palsu mengenai vaksin corona. Laporkan saja ke pihak Instagram beramai-ramai, dan akun itu bisa di-take down, sehingga tidak berfungsi lagi. Pembuat hoax vaksin corona adalah kelompok terkejam karena menyebar fitnah.

Kesuksesan vaksinasi corona pada Presiden Jokowi membuat masyarakat kian percaya pada khasiat suntikannya. Seluruh WNI yang menonton siaran langsung penginjeksian tersebut, maupun yang hanya membaca beritanya, akan mau divaksinasi. Sehingga di Indonesia terbentuk herd immunity dan pandemi corona akan segera berakhir.*

Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta