Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Belum Tetapkan Harga Vaksin Covid-19, Masyarakat Diminta Bersabar
Oleh : Redaksi
Senin | 14-12-2020 | 08:36 WIB
vaksin_sinovac_istimewa1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Vaksin Sinovac (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada harga yang ditetapkan untuk vaksin Covid-19. Penegasan ini untuk menjawab simpang siur informasi di masyarakat soal harga vaksin Covid-19.

Juru bicara pemerintah yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan pemerintah belum menetapkan harga vaksin Covid-19 yang akan digunakan.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk bersabar menunggu informasi resmi dari pemerintah terkait harga vaksin Covid-19 tersebut. Karena ia sadar kedatangan vaksin dan rencana vaksinasi Covid-19 memang telah menarik perhatian masyarakat.

"Sehubungan dengan kebutuhan informasi lebih lanjut dan beredarnya informasi di sosial media dan media massa tentang harga vaksin Covid-19, maka masyarakat diminta menunggu informasi resmi dari pemerintah," kata dia dalam keterangan pers kepada wartawan, Minggu (13/1/20202).

Ia menegaskan, pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan no. 9860/2020 telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia. Yaitu vaksin produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Sinovac.

Kehadiran dan penggunaannya dalam program vaksinasi di Indonesia masih dinamis mengikuti proses pengadaan dan izin penggunaannya. Sementara itu, pemerintah belum menetapkan harga dari vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

"Informasi yang beredar saat ini tidak dapat dijadikan rujukan dan kami imbau masyarakat untuk menunggu pengumuman resmi pemerintah terkait vaksin dan vaksinasi Covid-19. Informasi resmi akan dapat diakses di situs kemkes.go.id, dan covid-19.go.id," imbuhnya.

Seperti dikeetahui, sebanyak 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin akan mulai didistribusikan tiga pekan setelah mendapatkan Emergency Use of Authorization (UEA) atau izin penggunaan darurat dari BPOM dan fatwa halal dari MUI.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini vaksin sedang disimpan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma. Kemudian, proses vaksinasi bisa dilanjutkan setelah MUI dan BPOM mengeluarkan persetujuannya, berupa EUA dan fatwa kehalalan.

"Kepala BPOM Penny K Lukito mengestimasi memberikan EUA pada akhir Januari 2021, tetapi ini sangat tergantung pada hasil uji klinis. Kalau hasilnya cepat maka kita bisa juga bisa cepat (vaksinasi), tetapi untuk pelaksanaannya sudah disiapkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," katanya saat berbicara di sebuah diskusi virtual bertema Setelah Vaksin Datang, Sabtu (12/12/2020).

Setelah mendapatkan EUA, ia menyebutkan butuh waktu antara dua hingga tiga pekan kemudian didistribusikan. Ia menambahkan, vaksin kini masih disimpan di Bio Farma.

Setelah disetujui dan mendapatkan EUA, Bio Farma mendistribusikannya ke tingkat provinsi kemudian ke tingkat kabupaten/kota. Kemudian baru ke fasilitas pelayanan kesehatan.

"Jadi estimasinya dua sampai tiga pekan atau sekitar Februari. Insya Allah doakan," ujar perempuan yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes itu.

Ia menambahkan, vaksin ini akan diberikan pada kelompok prioritas tenaga kesehatan, aparat TNI/Polri, dan yang bekerja di sektor publik. Artinya seluruh komponen tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) mulai dari tenaga medis sampai tenaga penunjang medis dan tenaga pendukung lainnya, aparat, hingga yang ada di sektor publik menjadi kelompok pertama yang disuntik vaksin ini.

Ia menambahkan, vaksinasi akan dilakukan pada 107 juta orang berusia 18 hingga 59 tahun dan membutuhkan 214 juta dosis. Hingga saat ini, pihaknya fokus memberikan vaksin di Jawa dan Bali.

Nadia menambahkan, Jawa dan Bali dipilih menjadi tempat pertama imunisasi Covid-19 karena kasus Covid-19 cukup tinggi di tujuh provinsi di dua pulau ini. Kendati demikian, pihaknya lagi-lagi tak bisa memastikan kapan imunisasi Covid-19 bisa dilakukan.

"Kami masih menunggu persetujuan BPOM dan kehalalan dari MUI," katanya.

Ia mengharapkan dukungan semua pihak untuk membebaskan negara ini dari pandemi Covid-19 dan menyelamatkan banyak orang dari kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Ia meminta upaya ini harus didukung bersama.

"Mari lindungi diri dan keluarga, negeri kita," ujarnya.

Editor: Surya