Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Miftachul Akhyar Terpilih Jadi Ketum MUI, Ma'ruf Amin Ketua Dewan Pertimbangan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 27-11-2020 | 11:16 WIB
MUI-miftahul1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ketua Umum MUI terpilih, Miftachul Akhyar. (Radar Surabaya)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Miftachul Akhyar terpilih menjadi ketua umum Majelis Musyawarah Indonesia (MUI) untuk masa bhakti 2020-2025. Rais Aam PB Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menggantikan Ma'ruf Amin yang kini bergeser menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI.

Miftachul Akhyar tercatat sebagai Ketua Umum MUI ke-8, sejak organisasi ini berdiri 45 tahun lalu. Pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953, itu juga masih menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) sejak 2018.

Pengasuh pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, itu terpilih melalui proses musayawarah Tim Formatur yang dipimpin Ketua MUI sebelumnya, KH Ma'ruf Amin. Hasil pemilihan yang merupakan rangkaian Munas MUI ke-X itu kemudian disampaikan secara langsung di akun Youtube Official TV MUI, Jumat (27/11/2020).

"Ketua umum KH Miftahul Akhyar," ucap Ma'ruf Amin.

"Suasananya sangat cair, tidak alot, sehingga alhamdulillah pertemuaan hasilkan keputusan Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan. Hasilnya tidak boleh diganggu gugat," tambahnya.

Munas X MUI berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, 25-27 November 2020, dengan mengusung tema 'Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NRI 1945, secara Murni, dan Konsekuen'. Munas digelar secara luring dan daring. Peserta luring adalah pengurus MUI Pusat dan perwakilan daerah, sementara peserta daring adalah para pengurus daerah.

Usai didapuk menjadi Ketua Umum MUI, Miftachul Akhyar menyampaikan peran MUI bagi umat. Sosok yang dikenal sebagai kiai kharismatik itu menekankan peran ulama sebagai pencerah, karena hal itu merupakan tanggungjawab MUI sebagai mitra pemerintah.

"Oleh karena itu tugas yang berat ini tentu tidak bisa dikerjakan sendiri, tapi sebuah kebersamaan bagaimana Indonesia yang merupakan negara terbesar penduduk muslimnya ini betul-betul bukan besar jumlahnya tapi pikiran produk-produknya," ucap Miftachul.

Sumber: Detik.com
Editor: Yudha