Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Paus Biru Muncul Kembali Setelah 50 Tahun Menghilang
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 27-11-2020 | 09:40 WIB
paus-biru1.jpg Honda-Batam
Paus biru. (IDN Times)

BATAMTODAY.COM, Batam - Paus Biru Antartika kembali menampakkan diri setelah setengah abad (50 tahun) menghilang.

Hewan terbesar di dunia dan dikenal paling "berisik" dengan suara sonarnya kembali terlihat di perairan pulau Georgia Selatan, Atlantik.

Tim Susannah Calderan dari Asosiasi Ilmu Kelautan Skotlandia (SAMS) telah mengumpulkan setidaknya 58 penampakan paus raksasa dengan suara akustik khas yang menandakan kehadiran paus tersebut.

Pada abad ke-19 dan ke-20 populasi Paus Biru ini hampir punah di seluruh samudera dunia. Awalnya, perburuan paus ini sulit dilakukan.

Namun, setelah ada perkembangan teknologi dengan penemuan mesin peluncuran uap dan senjata tombak peledak, maka hasil tangkapan ikan naik drastis.

Pada tahun 1904 terjadi perburuan hewan dengan total hewan yang dibunuh sebanyak 42.698 hewan. Paus juga turut dibantai pada pertengah 1930 dan perburuan terus berlanjut hingga 1970.

Kemudian pada tahun 1967, Komisi Perburuan Paus Internasional melarang perburuan paus biru. Pada saat itu, jumlah mereka menyusut menjadi antara 10.000 hingga 25.000.

Di wilayah sekitar wilayah Inggris di Georgia Selatan, populasi paus biru lokal bahkan hampir punah. Hanya ada satu penampakan antara tahun 1998 dan 2018.

Belakangan, sejumlah survei menunjukkan bahwa paus biru muncul kembali. Selain mencari paus secara langsung, penelitian juga menggunakan perangkat pendengar untuk mendeteksi sinyal akustik yang disebabkan oleh panggilan paus frekuensi rendah namun keras. Frekuensi itu yang dapat mereka kirimkan dalam jarak jauh.

Selain itu, tim juga mengumpulkan laporan penampakan dari para pelaut dan penumpang kapal wisata. Sejumlah hasil foto juga menunjukkan bahwa ada sekitar 41 paus yang ditemukan antara 2011 hingga 2020. Namun tidak ada yang ditemukan cocok dengan 417 paus biru antartika yang sebelumnya tersedia di katalog.

"Paus biru yang tidak muncul di Georgia Selatan dapat dilihat sebagai contoh populasi yang dieksploitasi," kata Calderan, seperti dilansir New Atlas.

"Namun beberapa tahun ini, kami telah bekerja di Georgia Selatan dan sangat optimistis bahwa ada paus biru yang terlihat dan terdengar di sekitar pulau," sambung dia.

"Kami tidak tahu mengapa paus biru kembali muncul dalam waktu yang lama. Bisa jadi banyak dari mereka yang terbunuh di Georgia Selatan sehingga ingatan mereka hilang bahwa daerah itu adalah tempat mereka mencari makan. Namun kini sudah ditemukan kembali."

Melansir The Guardian, Paus Bungkuk juga dilaporkan turut kembali ke wilayah tersebut. Jennifer Jackson dari British Antarctic Survey, yang memimpin ekspedisi paus tahun 2020 mengatakan bahwa ini adalah penemuan yang sangat menarik dan positif.

"Ini adalah penemuan yang menarik dan langkah maju yang sangat positif untuk konservasi paus biru Antartika. Dengan perairan Georgia Selatan ditetapkan sebagai kawasan lindung laut oleh pemerintah Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan, kami berharap peningkatan jumlah paus biru ini adalah tanda hal-hal bahwa penelitian kami dapat terus berkontribusi pada pengelolaan yang efektif," tutup dia.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha