Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diperlukan Negarawan, Bukan Politisi
Oleh : surya
Jum'at | 25-05-2012 | 18:31 WIB
jusufkalla.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla

JAKARTA, batamtoday - Mantan wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan saat ini diperlukan kehadiran seorang negarawan karena membawa dampak positif terhadap bangsa, ketimbang seorang politisi. Sebab, seorang negarawan tidak hanya berpikir lima tahun untuk mengejar kekuasaan, tetapi berpikir jangka panjang dan tidak mementingkan kekuasaan semata.

Penegasan Jusuf Kalla itu disampaikannya usai menerima Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari, Ketua F-PG MPR Rully Chairul Azwar dan Ketua Kelompok DPD di MPR Bambang Soeroso di Jakarta kemarin.

"Negarawan berpikir untuk jangka panjang, sedangkan politisi atau politikus hanya berpikir lima tahunan. Politisi memikirkan menang kalah, negarawan tidak," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, kehadiran sosok negarawan pasti berdampak luar biasa terhadap bangsa, sementara politisi tidak memiliki dampak positif yang luar biasa dengan sistem politik yang ada sekarang.

"Apakah kehadiran politisi hari ini efektif, jawabnya tidak. Kalau negarawan, sangat efektif sehingga itu yang dipahami masyarakat soal efektifitas jangka panjangnya. Politisi itu belum tentu negarawan, tapi kalau negarawan bisa seorang politisi," kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini.

Sedangkan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari berpandangan, setiap politisi idealnya harus memiliki karakter negarawan. Karena itu, kata Hajriyanto, sebaiknya tidak perlu dibedakan antara politisi dan negarawan. Namun, jalan untuk menjadi negarawan jauh lebih sulit daripada menjadi politisi jauh lebih muda karena jalurnya jelas melalui partai politik.

"Kita sama-sama berharap akan segera lahir pemimpin yang negarawan dari kalangan politisi," kata Hajriyanto.

Jangan Tebak-tebakan

Pada kesempatan itu, Pimpinan MPR mengundang mantan Wapres Jusuf Kalla untuk menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni mendatang, yang akan diisi pidato pandangan tokoh masyarakat mengenai Pancasila seperti Ketua PP Muhamadiyah, Ketua PBNU, Ketua PGI dan Ketua KWI.

Hajriyanto dan Jusuf Kalla sepakat untuk memberi kesempatan tokoh masyarakat menyatakan pendapatnya saat peringatan hari Pancasila. Sebab, Pancasila bukan hanya persoalan pejabat negara tetapi sudah menjadi persoalan bangsa sehingga seluruh komponen bangsa harus memiliki pemahaman mengenai Pancasila.

"Pak Jusuf Kalla memiliki pendapat sama tentang Pancasila, tokoh masyarakat seperti ketua PP Muhammadiyah, NU, KWI dan PGI diberi kesempatan berpidato di hari Pancasila. Pak Jusuf Kalla juga memberikan arahan-arahan memasyarakatkan empat pilar, termasuk problema yang dihadapi," kata Hajriyanto.

Sedangkan Jusuf Kalla mengatakan, apa yang dilakukan Pimpinan MPR selalu mengingatkan Pancasila perlu mendapat apresisasi. Empat pilar, katanya,  harus dipahami secara elegan karena jika digabungkan adalah bagian dari konstitusi sehingga harus dipahami dengan baik.

"Apa yang dilakukan MPR masih lebih baik dari yang dilakukan Mahkamah Konstitusi, dengan memahami konstitusi melalui tebak-tebakan atau cerdas cermat karena Pancasila tidak perlu diperdebatkan," kata Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.