Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelola Air di Masa Transisi, BP Batam Teken MoU dengan PT Moya Indonesia
Oleh : Paskalis RH
Senin | 14-09-2020 | 18:20 WIB
rudi-moya.jpg Honda-Batam

PKP Developer

BP Batam bersama PT Moya Indonesia saat konfrensi pers usai MoU SPAM pascatransisi dari PT ATB, Senin (14/9/2020). (Foto: Pascalis RH)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam akhirnya melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Moya Indonesia terkait pengelolaan air bersih di masa transisi, yang selama ini dikelola PT Adhya Tirta Batam (ATB).

Penandatanganan kerja sama Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) dilakukan di ruang Balairung Sari, Lantai 3 Gedung Bida Utama Batam Center, Senin (14/9/2020). Proses penandatanganan kontrak selama 6 bulan ini dihadiri langsung Chief Executive Officer, PT Moya Indonesia, Mohammad Selim.

Di sela kegiatan penandatanganan, Mohammad Selim menyampaikan latar belakang PT Moya Indonesia mengikuti tender pengelolaan air bersih selama 6 bulan pascaberakhirnya konsensi antara pihak BP Batam dan PT Adhya Tirta Batam (ATB). "Pihak kami (PT Moya Indonesia), hanya ingin berkontribusi untuk pembangunan di Kota Batam, yang merupakan salah satu pintu masuk Indonesia," kata Selim.

Selim menjelaskan, PT Moya Indonesia sudah biasa mendukung pemerintah dalam pengelolaan air, khususnya di Jawa. Dalam bisnis, kata dia, PT Moya Indonesia ingin berekspansi ke luar Jawa.

Kebetulan, sebutnya, ada otoritas yang menjalankan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di Batam.

Ia juga menuturkan, PT Moya Indonesia merupakan perusahaan nasional yang cukup berpengalaman dalam hal pengelolaan air minum baik untuk kepentingan industri, komersial, maupun non-komersial.

Masih kata Selim, penunjukan yang dilakukan BP Batam juga mempertimbangkan sepak terjang PT Moya Indonesia yang telah mengelola sebanyak 8 SPAM di beberapa daerah, yang digerakkan oleh anak perusahaan yakni:

1. PT Aetra Air Jakarta (Aetra Jakarta) dengan kapasitas produksi 10.500 liter per detik;

2. PT Aetra Air Tangerang (Aetra Tangerang) dengan kapasitas produksi 900 liter per detik;

3. PT MOYA Bekasi Jaya (MBJ) dengan kapasitas produksi 1.450 liter per detik;

4. PT MOYA Tangerang (MT) dengan kapasitas produksi 2.000 liter per detik;

5. PT Acuatico Air Indonesia (AAI) dengan kapasitas produksi 85 liter per detik;

6. PT Air Semarang Barat (ASB) dengan kapasitas produksi 1.000 liter per detik;

7. PT Traya Tirta Cisadane (TTC) dengan kapasitas produksi 3.300 liter per detik; dan

8. PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TTCM) dengan kapasitas produksi 1.300 liter per detik.

Ketika disinggung mengenai potensi keuntungan dalam tender yang hanya berlangsung selama 6 bulan ke depan, Selim menyebutkan bahwa pihaknya juga telah memikirkan hal tersebut. "Namanya bisnis pasti ada keuntungan, tetapi perhitungan berapa keuntungan yang akan kami terima dalam kontrak ini masih rahasia," tambahnya.

Selim menambahkan, kehadiran PT Moya Indonesia selama 6 bulan mendatang adalah sebagai wujud pernyataan diri untuk mengikuti tender konsesi yang akan dibuka pada 2021 mendatang. "Kami sebenarnya belum mengerti tentang Batam. Tetapi dengan kepercayaan yang diberikan untuk mengelola Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) selama 6 bulan ke depan, tentu akan menjadi pengalaman yang bagus bagi kami," pungkasnya.

Editor: Gokli