Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Optimal Tangani Covid-19, Optimal Pulihkan Ekonomi Nasional
Oleh : Opini
Kamis | 03-09-2020 | 11:17 WIB
corona_virus1141.jpg Honda-Batam
Ilustrasi covid-19. (Foto: Ist)

Oleh Dany Muwahid

PANDEMI Covid-19 masih terus terjadi tidak saja di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia pu telah optimal dalam menganani Covid-19 dan memulihkan perekonomian yang terdampak penyakit menular tersebut.

Enam bulan sudah pandemi covid-19 melanda negara-negara di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Dampak dari pandemi ini juga merubah perilaku kesehatan dan berpengaruh besar terhadap berbagai sektor ekonomi banyak negara.

Beberapa negara tak terkecuali Indonesia juga telah berupaya keras dalam menangani multi dampak dari virus yang berasal dari China tersebut.

Marwan Jafar mengatakan, dirinya mengapresiasi upaya mutakhir dan intensif pemerintah oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang dikomandani Ketua Pelaksanaan Menteri BUMN Erick Thohir.

Terkait ketersediaan vaksin seperti dari Sinovac, China serta akses dan kerjasama teknologi kesehatan dengan Uni Emirat Arab (UEA) buat pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin Covid-19 maupun produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.

Marwan juga mengingatkan kembali, rencana pembelihan puluhan juta unit vaksin dari Sinovac pada waktunya mesti tetap mengutamakan keamanan bagi puluhan juta pengguna di Tanah Air, walaupun di negara asal produsen diinfokan telah melalui uji tahap ketiga dan aman untuk digunakan.

Memasukkan vaksin ke tubuh manusia, tentu harus dipastikan tidak akan terjadi efek negatif terhadap kesehatan sekecil apapun. Itulah sebabnya pihaknya sangat mengapresiasi kesukarelaan seperti sosok Pangdam Kapolda dan Gubernur yang mendaftar dan siap untuk disuntik vaksin dari virus yang telah dimatikan.

Marwan yang merupakan eks Menteri Desa PDTT memaparkan, bahwa nantinya perlu diusulkan agar penggunaan vaksin penangkal Covid-19 harus digratiskan untuk seluruh masyarakat.

Pada tahap awal boleh jadi penyuntikan vaksin dapat diprioritaskan untuk para pekerja pabrik, karyawan rumah sakit dan perkantoran, para pekerja di berbagai moda transportasi udara, darat, laut, komunitas pasar, mall, serta karywan perhotelan dan restoran.

Pihaknya juga sangat berharap upaya penggunaan vaksin diharapkan dapat berkontribusi besar atau signigikan memutus rantai penyebaran virus corona dan menggairahkan perekonomian bangsa.

Dirinya juga mengapresiasi agar kerja sama pemerintah dengan pihak Unit Emirate Arab termasuk kerjasama dengan G42 atau perusahaan artificial inteligence yang bermarkas di Abu Dhabi tersebut yang melibatkan dua perusahaan BUMN di Indonesia, yaitu Kimia Farma dan Indofarma akan memberi manfaat besar bagi pengembangan ekosistem Industri kesehatan di Indonesia serta peningkatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi.

Selain itu, dapat pula menjalin kerjasama yang luas di bidang manajemen atau layanan kesehatan, termasuk pula pengembangan riset, distribusi dan pemasaran produksi farmasi atau industri kesehatan di level domestik, kawasan dan global.

Sebelumnya, Survei dari Charta Politika Indonesia menyatakan bahwa Mayoritas Publik merasa puas terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat.

Survei tersebut mengatakan, ada 63,4 % gabungan cukup puas dan sangat puas terhadap pemerintah pusat dalam menangani pandemi Covid-19.

Survei ini dilakukan dengan metode wawancara telepon dengan metode simple random sampling kepada 2.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, pada 6-12 Juli 2020. Angka margin of error survei 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sementara itu, survei yang dilakukan oleh CEO Magazine yang menganalisis 80 negara di dunia, menunjukkan bahwa skor di Indonesia berada diurutan terbaik keempat setelah Singapura, Inggris dan Polandia dalam penanganan Covid-19.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Presiden sangat serius dalam upaya penanganan Covid-19 dengan memberikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru.
Arahan itu berupa pentingnya menerapkan prakondisi yang ketat.

Kedua, kebijakan yang diterbitkan diputuskan dengan analisa yang cermat. Ke Tiga, presiden juga mengingatkan pentingnya persiapan secara matang mengenai pembukaan berbagai sektor secara bertahap.

Arahan ke empat adalah memperkuat koordinasi dan konsolidasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga tingkat RT, Ke lima, Presiden meminta agar dilakukan evaluasi secara rutin. Arahan tersebut bertujuan agar masyarkat dapat produktif dan aman dari penularan Covid-19.

Pemerintah telah serius dalam menandangi pandemi covid-19 secara terukur. Bahkan, kekhawatiran terjadi gelombang kedua Covid-19 sudah dipikirkan dengan matang.

Hasilnya pun sudah mulai terasa dengan adanya bantuan dari pemerintah terhadap masyarkat yang membutuhkan. Meski demikian, kita tetap harus waspada setidaknya sampai vaksin ditemukan.*

Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta