Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemkab Bintan Anggarkan Rp375 Juta Bangun Pabrik Pakan Ikan
Oleh : Harjo/Dodo
Rabu | 23-05-2012 | 16:26 WIB

TANJUNGUBAN, batamtoday - Pemerintah Kabupaten Bintan merencanakan akan membangun pabrik produksi pakan ikan di Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya dan Tembeling Kecamatan Teluk Bintan.

Demikian dikatakan Tatang Suwenda Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kabupaten Bintan kepada wartawan belum lama ini. 

Tatang mengatakan pelelangan proyek dengan nilai investasi senilai Rp375 juta tersebut akan dimulai bulan Juni. Namun demikian proyek pembangunan pabrik produksi pakan ikan baru dimulai Oktober atau November tahun ini. 

Pabrik produksi pakan ikan ini kata Tatang untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan di kelompok nelayan dan peternak pemberdayaan ikan seperti kerapu tiger dan nila serta pakan untuk lele. Katanya, pabrik ini akan dilengkapi dengan pengolahan pakan dan gudang penyimpanan. 

Namun demikian untuk bahan bakunya, ia menyerahkan kepada pengelolanya nanti, karena tidak mungkin dari Pemerintah juga yang akan menyediakan bahan bakunya untuk pembuatan pakan ikan tersebut. "Tidak lantas bahan baku juga dari kita, mereka mencari sendiri," katanya. 

Terkait dana senilai Rp375 juta untuk pembangunan dua pabrik produksi pakan ikan itu, ia mengatakan anggaran diambil dari DAK APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) bagi Kabupaten Bintan. 

Tatang menjelaskan pabrik tersebut per jamnya akan memproduksi kira-kira 250 sampai 300 kilo dengan produksi per hari mencapai 1,5 ton dan sebulan dikalkulasikan mencapai 45 ton. Sedangkan menurutnya kebutuhan pakan ikan di Bintan cukup besar yakni 150 ton. 

Namun begitu meski kebutuhan besar, setidaknya dapat mengurangi beban kelompok nelayan dan pengusaha pembudidayaan ikan. "Sekarang pakai dijual seharga 8 ribu sampai 9 ribu perkilo, kalau pabrik jalan kita bisa menghemat Rp3 ribu karena pakai bisa dijual mulai Rp5 sampai Rp6 ribu," tuturnya. 

Ia berharap pabrik produksi pakan ikan ini dapat segera berjalan sehingga dapat mensuplai kebutuhan pakan ikan di 685 RTP (Rumah Tangga Pembudidaya). "Itu air tawar saja," tukasnya. 

Sementara itu, Lamidi Sekda Kabupaten Bintan kepada wartawan mengatakan sekarang ini harga pakan untuk ikan memang tinggi. Namun selepas adanya pabrik produksi pakan ikan ia mengharapkan nelayan dapat terbantu. 

"Pabrik akan dibangun standar industri," katanya. 

Dia mengatakan bagaimana mencoba menekan angka agar harga ikan tidak mahal, salah satunya ialah menciptakan pabrik pakan ikan. Jika di Malaysia, isi jeroan ayam dikeluarkan untuk pakan ikan lele. Namun berbeda di Indonesia dimana isi jeroan ayam dijual ke pedagang. 

Warga Bintan Utara, Hendro pembudidaya ikan lele mengaku memang keterbatasan pakan membuat harga ikan lele di Bintan lebih mahal. Sekilonya harga lele bisa mencapai Rp18 ribu bahkan Rp20 ribu. Namun berbeda di Batam, karena harga lele lebih murah yakni mulai Rp16 ribu sampai Rp17 ribu perkilonya. 

"Kita mau jual murah tidak bisa, karena pakan saja sudah berapa. Lagi pula untuk mencari pakan ikan lele dari pasar sudah susah, karena sudah ada pemborongnya. Mau tidak mau pakai pellet, namun kalau terus menerus tidak kuat juga karena mahal," tukasnya. 

Harapannya dengan adanya pabrik produksi pakan dapat membantu nelayan dan kelompok nelayan maupun pembudidaya ikan di Bintan.