Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bos Samsung Riset Indonesia Kenalkan Kanal Pembelajaran RAM School
Oleh : Redaksi
Senin | 10-08-2020 | 13:20 WIB
A-RISMAN-ADNAN.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Penggagas RAM School yang juga Direktur Samsung Riset Indonesia, Risman Adnan. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa sekolah belajar di rumah mendorong lahirnya berbagai media pembelajaran online (daring) sebagai alternatif tempat belajar.

Salah satunya adalah RAM School yang berfokus pada pelajaran matematika, fisika, dan komputasi untuk siswa SMP dan SMA. Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum Cambridge yang dituangkan dalam rekaman proses belajar mengajar dengan anak-anak yang ditayangkan di kanal YouTube RAM School sejak awal 2020.

"Materinya dirancang untuk memberikan pemahaman yang baik tentang sains dan teknologi," kata Risman Adnan, penggagas RAM School yang juga Direktur Samsung Riset Indonesia.

Tiga disiplin ilmu yang dipilih, yakni matematika, fisika, dan komputasi merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan anak sejak dini untuk melahirkan inovator. Ketertarikan terhadap sains dan teknologi harus diawali dari pendidikan usia 12 tahun.

"Bukan hanya di universitas," katanya. Materi pembelajaran ditayangkan secara berkala setiap pekan.

Menurut Risman Adnan, gagasan untuk lebih mengenalkan sains dan teknolo pada anak usia sekolah sudah dimulai sejak 2008. Bersama Prof. Rosali Saleh dan rekan-rekannya di Universitas Indonesia, mereka membuat Kucing Fisika, kanal pembelajaran online gratis untuk mendidik siswa tentang fisika eksperiman.

Kanal ini telah merilis ratusan video untuk enam ribu guru dan siswa sebagai materi belajar secara online dengan alat peraga sederhana di rumah. Tapi, fisika eksperimen dinilai tidak cukup untuk menyiapkan sains dan teknologi.

Matematika, fisika, dan komputasi merupakan materi fundamental. Tapi, pemahaman pada tiga disiplin ilmu ini masih rendah. "Akibatnya kita hanya menghasilkan kaum pekerja praktikal yang menjadi pasar teknologi baru, bukan menjadi perintisnya," katanya.

Bahkan, ada ilusi Indonesia berhasil melahirkan perusahaan teknologi yang berstatus unicorn. Padahal, yang ada hanyalah menjalankan bisnis biasa dengan teknologi digital. "Jumlah paten dan riset teknologi kita masih sangat rendah," katanya.

Menurut Risman, kanal RAM School adalah kontribusinya untuk mendorong pembelajaran tiga disiplin ilmu tersebut dengan cara yang mudah. Apalagi tidak faksedikit pengajar yang kesulitan menjelaskan topik-topik sains dan teknologi sehingga berpotensi membuat siswa tidak tertarik.

Memang ada materi pembejalaran online berkualitas seperti Khan Academy. Tapi, berbahasa Inggris sehingga tidak banyak siswa yang mampu mengikuti. "Mirisnya, solusi serupa berbahasa Indonesia malah dijadikan komoditas berbayar," katanya.

Risman Adnan mengatakan sudah banyak data yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sains dan teknologi di Indonesia termasuk yang paling rendah di dunia. Ini sangat menyedihkan, apalagi mengingat tingginya biaya pendidikan di sekolah-sekolah terbaik.

"Tidak semua anak Indonesia punya kesempatan masuk ke sekolah terbaik," katanya. Jutaan anak Indonesia masih banyak yang belum bisa menikmati pendidikan berkualitas terbaik. Dia berharap RAM School memberikan bisa menjadi kontribusi untuk dunia pendidikan Indonesia.

Editor: Dardani