Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Berharap Pancasila Masuk Kurikulum Lagi, Setelah Dihilangkan Era Reformasi
Oleh : Irawan
Selasa | 14-07-2020 | 08:20 WIB
diskusi_mpr.jpg Honda-Batam
Diskusi Membentuk Karakter Bangsa: Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan?',

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota MPR Fraksi PPP Saifullah Tamliha mengatakan, ketika era reformasi dimulai dan berjalan, semua produk atau kebijakan yang dikeluarkan oleh orde baru dianggap tidak baik.

Seperti mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi, yang dihilangkan di era reformasi.

"Tidak hadirnya PMP dalam dunia pendidikan membuat bangsa ini kehilangan roh kebangsaan. Hilang selama reformasi berlangsung," ujar Tamliha dalam diskusi 'Membentuk Karakter Bangsa: Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan?', Senin (13/7/2020).

Diungkapkan, saat MPR di bawah kepemimpinan Bapak Taufik Kiemas, Pancasila kembali disosialisasikan lewat Sosialisasi 4 Pilar MPR. Selama menjadi anggota MPR, Saifullah Tamliha menceritakan kerap melakukan sosialisasi Pancasila.

"Saya kerap melakukan Sosialisasi 4 Pilar," ujarnya di hadapan puluhan wartawan yang mengikuti acara itu. Dari sosialisasi yang dilakukan masyarakat menunjukan minat yang sangat besar.

Ditegaskan oleh Saifullah Tamliha bahwa warga negara harus memiliki roh kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu dirinya menyebut sangat baik apabila anak-anak sekolah diberi materi ideologi kebangsaan. "Anak saya tiga, semuanya lahir di masa reformasi," ucapnya.

Kehampaan materi ideologi di sekolah perlu diisi. Memberi materi Pancasila sejak kecil dikatakan sangat penting sebab pada masa itu materinya mudah masuk ke dalam jiwa anak bangsa.

"Jadi Pancasila perlu masuk dunia pendidikan. Masuknya Pancasila dalam dunia pendidikan merupakan koreksi total dari era reformasi," katanya.

Saat ini sosialisasi Pancasila dilakukan oleh MPR dan BPIP. Bila mengandalkan dua lembaga negara tersebut, menurut Saifullah Tamliha tidak cukup. Perlu tokoh lain yang melakukan hal serupa. "Siapa tokoh lain yang perlu melakukan sosialisasi?" tanyanya.

Ia yakin bila nilai-nilai Pancasila hidup dalam benak masyarakat Indonesia, akan membuat Indonesia maju. "Juga tidak akan ada koruptor," tegasnya.

Nabil Haroen dalam kesempatan yang sama juga mengatakan, tema yang diangkat dalam Sosialisasi Empat Pilar metode diskusi itu sangat menarik.

Diungkapkan oleh pria yang akrab dipanggil Gus Nabil, selama ini Pancasila hanya menjadi narasi dan masih miskin implementasi. Hal demikian bila dibiarkan akan membahayakan. Sama dengan Saifullah Tamliha, dirinya juga pernah merasakan hidup semasa Orde Baru sehingga merasakan pendidikan Pancasila di sekolah.

Menurut Gus Nabil seharusnya bangsa ini menjaga hal-hal yang baik. "Dulu PMP baik dan seharusnya dipertahankan," tegasnya.

Sebagai anggota MPR, saat sosialisasi dirinya merasa bahwa Pancasila adalah sesuatu yang penting. Disebut banyak negara yang ingin mengadopsi nilai-nilai Pancasila.

Pancasila tak hanya perlu masuk dalam kurikulum pendidikan namun juga perlu masuk dalam sendi-sendi kehidupan bangsa dan bernegara.

"Mari kita kawal dan implementasikan Pancasila," ajak Gus Nabil kepada semua.

Editor: Surya