Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Untuk Belanja Modal dan Barang

Kementerian Perindustrian Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri
Oleh : ant/si
Kamis | 17-05-2012 | 10:33 WIB
MS_Hidayat.jpg Honda-Batam

Menteri Perindustrian MS Hidayat

JAKARTA, batamtoday - Menteri Perindustrian MS Hidayat mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, khususnya dalam belanja barang dan modal APBN.

"Belanja barang dan modal dalam APBN 2012 adalah sebesar Rp340 triliun atau 34,28 persen dari total anggaran. Jumlah tersebut dapat dioptimalkan untuk menggunakan produk dalam negeri," kata Hidayat dalam pembukaan pameran Gelar Sepatu, Kulit dan Fashion Produksi Indonesia 2012 di Jakarta, kemarin.  

Pameran yang menampilkan produk alas kaki, penyamakan kulit, tekstil dan garmen tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pameran "Made in Indonesia" di Jakarta Convention Center pada 16--19 Mei 2012.

"Aturan saat ini adalah memberikan preferensi untuk tingkat komponen dalam negeri (TKDN)belanja barang dan modal di kementerian dan lembaga hanya sebesar 15 persen, saya sudah menyurati Bappenas dan Kementerian Keuangan agar dapat memberikan preferensi hingga 20 persen," ungkap Hidayat.

Maksud dari pemberian preferensi itu adalah, bila harga produk dalam negeri lebih mahal hingga 20 persen dibanding produk di pasaran maka kementerian dan lembaga harus memilih produk dalam negeri.

"Hal tersebut perlu dilakukan karena perbedaan harga barang-barang China dengan barang Indonesia lebih dari 20 persen, barang China dapat murah karena mereka mendapat kelonggaran pajak dari pemerintah mereka sebesar 13,5 persen bila mengekspor besar-besaran," jelas Hidayat.

Namun Hidayat mengaku bahwa usulan Kemenperin itu belum mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan.

Namun ia tetap optimistis dengan potensi produk Indonesia di pasar internasional karena produksi sepatu secara nasional telah melampaui target ekspor.

"Tugas yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana memberdayakan produsen-produsen sepatu skala kecil di daerah, meski ada produsen sepatu `high end` dengan model yang lebih aktual yang produknya 100 persen sudah diekspor hanya saja menggunakan merek Dolce and Gabbana," jelas Hidayat.

Untuk industri non migas sendiri, Kemenperin mencatat pertumbuhan sebesar 6,83 persen hingga akhir 2011, lebih besar dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46 persen.

Pemerintah, menurut Hidayat, sudah melakukan sejumlah langkah dalam meningkatkan produktivitas industri dalam negeri seperti restrukturisasi industri agar dapat lebih hemat energi, meningkatkan kecukupan bahan baku, menambah kualitas sumber daya manusia dan perbaikan layanan publik.

Sedangkan dalam menghadapi kawasan perdagangan bebas, di bidang perdagangan pemerintah juga sudah mengupayakan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, kebijakan tata niaga seperti pendaftaran importir, "trade defense" dan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri.

"Semoga bulan depan pemerintah dapat mengeluarkan 400 SNI, sekarang sedang diatur dengan Kementerian Perdagangan dan BSN," tambah Hidayat.

Pameran Gelar Sepatu, Kulit dan Fashion Produksi Indonesia yang mengambil tema "Buatan Indonesia untuk Kita dan Dunia" menampilkan 215 peserta sedangkan pameran Made in Indonesia dengan tema Aku Cinta, Aku bangga, Aku pakai produk dalam negeri menampilkan 197 peserta.