Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Mencatat, April 2020 Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.602 Triliun
Oleh : Redaksi
Senin | 15-06-2020 | 11:32 WIB
bank-indonesia125.jpg Honda-Batam
Bank Indonesia.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 sebesar US$ 400,2 miliar. Nilai itu setara Rp 5.620 triliun (kurs Rp 14.052 per dolar AS).

Nilainya meningkat dibandingkan posisi Maret 2020 lalu yang sebesar US$ 389,3 miliar.

Utang tersebut terdiri dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$ 192,4 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 207,8 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan ULN Indonesia tersebut tumbuh 2,9 persen (year on year), serta lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada Maret 2020 sebesar 0,6 persen.

"Hal itu disebabkan oleh peningkatan ULN publik di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta," ujar Onny dalam keterangan resminya, Senin (15/6/2020).

Sementara itu, ULN pemerintah tercatat meningkat setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Posisi ULN pemerintah pada akhir April 2020 tercatat sebesar US$ 189,7 miliar atau tumbuh 1,6 persen, berbalik dari kondisi bulan sebelumnya yang terkontraksi 3,6 persen.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh arus modal masuk pada Surat Berharga Negara (SBN), dan penerbitan Global Bonds pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan, termasuk dalam rangka penanganan wabah covid-19.

Kendati demikian, kata Onny, pengelolaan ULN pemerintah tetap dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah covid-19 dan stimulus ekonomi.

Adapun sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,3 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,8 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6 persen).

Onny juga mengklaim struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2020 sebesar 36,5 persen, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 34,6 persen.

Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,9 persen dari total ULN. Peran ULN juga terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ucap Onny.

Lebih lanjut, BI mencatat ULN swasta pada akhir April 2020 tumbuh sebesar 4,2 persen (yoy) atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,7 persen.

Perkembangan ini disebabkan oleh semakin dalamnya kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan di tengah stabilnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan.

Pada akhir April 2020, ULN lembaga keuangan terkontraksi 4,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya 2,4 persen (yoy).

Lihat juga: Pemerintah Bisa Bantu Likuiditas Bank Lewat Bank Jangkar
Kemudian, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sedikit meningkat dari 7 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 7,3 persen (yoy) pada April 2020.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha