Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Strategi Playing Victim, Conspiransi China Masalah Covid 19 Membuat Krisis Ekonomi Global
Oleh : Redaksi
Senin | 08-06-2020 | 14:52 WIB
ilustrasi-playing.jpg Honda-Batam
ilustrasi. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - China dalam Covid-19 memainkan propaganda untuk melakukan shut down ekonomi dunia dengan cara propaganda penyebaran Covid 19 bersama WHO untuk kemudian China melakukan Lockdown di salah satu provinsi yang menjadi pusat ekonomi China untuk menciptakan ketakutan negara negara lain yang akhirnya ikut melakukan kebijakan yang sama dengan China yaitu melakukan Lockdown, PSBB dan lain-lain.

Menurut Waketum Gerindra, Arief Poyuono, hal ini dikuatkan dengan hanya satu saja kota industri di China yang dilockdown, dan tidak semua kota-kota industri seperti Guang Zhou, Shang Hai dan Beijing tidak dilakukan lockdown.

"Dampaknya dengan negara-negara lain mengikuti propaganda China yang sudah menciptakan ketakutan dengan virus corona, dengan melakukan lockdown dan PSBB," ujar Arief.

Ditambahkan, ada keganjilan jika dibandingkan dengan kasus pandemi Avian Flu, SARS dan MERS yang pernah terjadi yang tidak kalah ganasnya dengan Covid 19. Tidak ada satu negarapun atau negara Hongkong yang jadi pusat Avian Flu melakukan kebijakan lockdown, serta vaksin dan obat avian flu pun butuh waktu lama untuk ditemukan.

Dengan kebijakan lockdwown ataupun PSBB, sudah dipastikan berpengaruh besar terhadap aktivitas perekonomian negara, dimana komsumsi menurun, produktivitas menurun, investasi menurun dan menyebabkan kekacauan pasar Keuangan, serta pemerintah harus menambah anggaran pengeluaran untuk menjamin kebutuhan masyarakat akibat dampat lockdown dan PSBB.

China memainkan penyebaran virus corona dengan menggunakan strategi playing victim, yaitu teknik memposisikan diri sebagai korban atau orang yang terluka demi mengelabui musuh dan lingkungan.

Taktik tersebut ditulis oleh Sun Tzu, yang berbunyi 'lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Masuk pada jebakan dan jadilah umpan. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan'.

"Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak karena tidak melihat pihak lain sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua, jalan untuk menjilat musuh dengan berpura-pura luka dilihat musuh merasa aman," tambahnya.

Dengan membuat musuh terkelabui, otomatis kita jadi lebih leluasa untuk menyerang di saat kondisi mereka sedang lalai. Dalam peperangan, menyerang musuh dalam keadaan santai akan terasa jauh lebih mudah, karena musuh berada dalam posisi belum mempersiapkan strategi apapun untuk melawan yang dipandang sedang dalam kondisi lemah oleh lawan.

"Nah sekarang sudah jelas China sengaja melakukan strategi tersebut untuk mendominasi kekuasaan perekonomian dunia, dan melawan Amerika Serikat," imbuhnya.

Ia juga mengajak, jangan sampai terjebak dengan propaganda China yang memainkan strategi playing victim dengan terus merasa ketakutan dengan pandemi Covid 19 dan melakukan kebijakan PSBB. Karena itu, peraturan pemerintah tentang PSBB harus dicabut segera dan berlakukan new normal.

"Jadi, seperti rakyat kecil yang tidak takut dan masa bodo dengan covid-19 dalam mencari nafkah. Lihat sana di Jakarta dan kota lain PSBB dilakukan tapi mereka tetap mencari penghidupan," ketusnya.

Ketakutan harus terhadap Covid-19 memiliki dampak yang telah menyebabkan kehancuran ekonomi. "Bukan berarti kita tidak waspada dan pakai nalar membaca situasi perang ekonomi China dengan Amerika Serikat," pungkasnya.

Editor: Chandra