Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Corona Mewabah, Harta Miliarder Jepang Hanya Susut 5 Persen
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-05-2020 | 09:08 WIB
miliader_jepang-1.jpg Honda-Batam
Konglomerat Tadashi Yanai masih menjadi orang terkaya di Jepang saat pandemi corona. (Sajjad HUSSAIN/AFP).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Total kekayaan 50 orang terkaya Jepang tidak begitu terganggu oleh pandemi virus corona.

Seperti dilansir Forbes, kekayaan gabungan mereka hanya turun lima persen menjadi US$ 168 miliar atau sekitar Rp 2.520 triliun (asumsi kurs Rp 15 ribu per dolar AS) sejak penghitungan yang terakhir kali dilakukan pada Maret 2019.

Dari 50 orang dalam daftar tersebut tercatat 28 orang yang nilai kekayaan bersihnya menurun. Kekayaan taipan ritel, Tadashi Yanai, termasuk yang menyusut US$ 2,6 miliar (Rp 39,4 triliun).

Kendati demikian, Yanai tetap menjadi orang terkaya di Jepang. Ia menempati posisi pertama orang terkaya dengan total kekayaan mencapai US$ 22,3 miliar (Rp 338,4 triliun).

Penyusutan kekayaan Yanai ditengarai karena penutupan toko-toko Fast Retailing di China, Eropa, hingga Amerika. Fast Retailing juga ikut berpartisipasi memerangi corona dengan membagikan 10 juta masker di seluruh dunia.

Sedangkan pendiri Softbank, Masayoshi Son, menjadi orang yang terkena dampak paling besar akibat corona. Kekayaan bersih orang terkaya kedua di Jepang itu turun US$ 3,5 miliar menjadi US$ 20,5 miliar.

Di luar itu, terdapat 17 orang dari daftar tersebut yang justru bertambah kaya. Kekayaan pendiri perusahaan pembuat sensor dengan mereka Keyence, Takemitsu Takizaki, bertambah US$1,2 miliar menjadi US$19,8 miliar.

Sementara itu, pendiri sistem teknologi informasi Obic, Masahiro Noda nilai kekayaannya naik US$3,14 miliar seiring kenaikan saham Obic sebesar 32 persen.

Saat ini, Jepang tengah mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi covid-19. Hal itu tak lepas dari dampak dari pemberlakuan darurat nasional virus corona dan ditundanya gelaran Olimpiade Tokyo 2020 ke tahun depan.

Penurunan pertumbuhan ekonomi itu akan tetap terjadi meskipun Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, telah meluncurkan paket stimulus senilai US$989 miliar atau sekitar Rp 16,3 triliun pada awal April lalu.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha