Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dampak Corona, Maskapai Penerbangan Rugi Hingga Rp 23 Triliun dalam 3 Bulan
Oleh : Redaksi
Sabtu | 25-04-2020 | 11:48 WIB
hang-nadim-batam13.jpg Honda-Batam
Maskapai penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mencatat total kerugian maskapai yang ditimbulkan akibat dampak pandemi Covid-19 dalam 3 bulan terakhir mencapai US$ 1,56 miliar atau setara Rp 23,4 triliun (Kurs Rp 15.000/US$).

"Total kerugian yang didapat maskapai dalam US dolar sekitar US$ 812 juta dalam 3 bulan terakhir untuk market domestik, dan market internasional mengalami kehilangan revenue sekitar US$ 748 juta," kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam diskusi Industry Roundtable, Jumat (24/4/2020).

Denon merinci kerugian ini disebabkan oleh penurunan pendapatan yang setiap bulannya semakin besar sejak Februari Hingga April.

"Semenjak Februari dibandingkan tahun 2018 di bulan Februari sudah [turun] revenuenya 9%. Kemudian di bulan Maret 2018 dibandingkan Maret 2020 [turun] 18%. Kemudian di bulan April 2018 dibandingkan April 2020 menurun 30% secara revenue," paparnya.

Selain itu, Ia juga menyebut terjadi penurunan penumpang baik domestik ataupun internasional dari Januari-April setidaknya di empat bandara besar di Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya. Penumpang Internasional, sebut Denon, sudah turun 45%. Sedangkan, penumpang domestik sudan 44%

Untuk itu, menurutnya, maskapai sangat bergantung pada kebijakan pemerintah untuk bisa bertahan kedepannya. Pasalnya, selain berdampak ke kinerja keuangan maskapao, dampak dari pandemi Covid-19 ini juga dirasakan hingga ke puluhan ribu karyawan di sektor penerbangan.

"Walaupun belum sampai ke tahap PHK, namun sebagian besar sudah dirumahkan atau unpaid leave," tuturnya.

Apalagi, sampai akhir bulan April ini, kegiatan dari maskapai sudaj menurun sekitat 25% dan sebagian besar adalah kegiatan cargo dan repatriasi.

"Kami sangat berharap pemerintah dalam hal ini pak Menko Marves dan pak Dirjen [Perhubungan Udara], kami selalu berkoordinasi bagaimana caranya mengantisipasi dan merestrukturisasi biaya-biaya yang selama ini kita tanggung tanpa mendapat revenue," pungkasnya.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Yudha