Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kenaikan Inflasi Diprediksi Berkelanjutan

Gaji Minimum Pekerja di Singapura Akan Dievaluasi
Oleh : Redaksi/Mg
Senin | 07-05-2012 | 11:32 WIB
pekerja singapura.jpg Honda-Batam

Akitivitas Pekerja Singapura. Foto:batamtoday

SINGAPURA, batamtoday - Tingginya inflasi yang terjadi dalam enam bulan terakhir membuat kebutuhan hidup di Singapura makin meningkat. Seiring dengan peningkatan tersebut, ternyata belum ada evaluasi kenaikan dari Dewan Pengupahan Nasional Singapura (NWC). 

 

Menanggapi hal itu, beberapa gerakan buruh di Negara Pulau itu dikabarkan mulai menyerukan kepada NWC untuk segera mengusulkan kenaikan upah minimum secepatnya. 

"Atas seruan tersebut, Dewan Pengupahan Nasional diprediksi akan mengumumkan kenaikan akhir bulan ini," tulis media terkemuka di Singapura, Todayonline, Senin(7/5/2012). 

Sementara itu, sejumlah praktisi sumber daya manusia menyatakan dukungan atas usulan tersebut. Apalagi dalam enam bulan kedepan kenaikan inflasi diprediksi masih terlalu tinggi, yakni, 3 hingga 4,5 persen, sehingga kebutuhan hidup buruh dan pekerja tentu saja akan semakin tinggi.

"Saya pikir kenaikan upah itu opsi yang tidak bisa ditawar, karena inflasi cukup tinggi," kata Direktur Regional Rendstad, Karin Clarke.

Kenaikan tersebut tidak akan menjadi beban perusahaan. Menurut lembaga pemerhati sumber daya manusia ini, kaitan antara gaji dan produktivitas serta loyalitas pekerja sangat kental. 

"Jika pengusaha cukup cermat, hal itu bukanlah beban, karena kenaikan akan meningkatkan produktivitas dan loyalitas pekerja mereka," tuntas Karin Clarke.