Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Balita Tewas di Kubangan

Kubangan Maut Itu Ternyata Sumur Belum Jadi
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Sabtu | 05-05-2012 | 16:28 WIB
sumur-Maut,-tempat-balita-t.gif Honda-Batam

Inilah kubangan maut berupa sumur yang belum jadi tempat Giler, bocah balita itu, meregang nyawa akibat tenggelam.

BATAM, batamtoday - Puluhan warga Ruli Tiban Kolam, Tiban 1, berkerumun di kubangan maut tempat Giler Arya Saputra, anak yang masih berusia dua tahun, meregang nyawa. Selama 30 menit dia tenggelam dalam kubangan yang ternyata merupakan sumur yang belum jadi sedalam 3 meter.

Pantauan batamtoday, sumur maut tersebut berada sekitar 4 meter di depan rumahnya. Setelah diukur kedalaman sumur mencapai 3 meter lebih dengan diameter 70 sentimeter. Akan tetapi sumur tersebut tidak ditutup ataupun dipagari sehingga sangat berbahaya bagi anak kecil.

"Sumur sudah lama, memang sudah lama mau dipagar, tapi tak jadi-jadi karena sudah pada sibuk," kata Namina, warga sekitar yang turut mencari tubuh Giler.

Namina juga mengatakan bahwa siang itu Giler sedang main dengan temannya yang juga masih balita. Tiba-tiba terpeleset kedalam sumur tersebut dan tidak mengapung lagi.

"Yang memberi tahu itu anak kecil temannya main. Dia tenggelam dan tidak timbul-timbul lagi," lanjutnya.

Karena tidak mengapung, warga yang bernama M. Nasir langsung melompat ke dalam sumur namun tidak ketemu. Akhirnya warga memutuskan menguras air sumur dengan ember.

"Setelah dikuras baru muncul tubuhnya. Waktu itu korban pakai singlet dan celana pendek," kisah Namina.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sekupang Iptu Feri Kuswanto mengatakan bahwa bocah tersebut sedang bermain. Saat kejadian ibu korban lagi di dalam rumah lalu mendengar bahwa anaknya masuk sumur.

"Ditolong oleh warga bernama M. Nasir sama Sujak," ujar Feri yang berada di lokasi.

Selanjutnya, kata Feri, pihaknya akan memanggil kedua orang tuanya untuk dimintai keterangan guna mempelajari unsur kelalaiannya karena sumur itu memang tidak ada dipagari sama sekali.

"Kita pelajari dulu unsur kelalaian dari orang tuanya," tegas Feri.