Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mewaspadai Hoax Lockdown Akibat Pandemi Covid-19
Oleh : Opini
Selasa | 31-03-2020 | 14:16 WIB
anti-hoax324.jpg Honda-Batam
Ilustrasi hoax. (Foto: Ist)

Oleh Raavi Ramadhan

DI TENGAH Pandemi Virus Corona atau Covid 19, Hoax terkait dengan kebijakan lockdown telah menyebar.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat, dimana masyarakat mulai resah akibat isu pemberlakuan lockdown di dalam kabupaten setempat guna mencegah penyebaran corona virus Diasease atau Covid-19 yang berlangsung mulai Senin.

 

Kabar yang beredar ditengah masyarakat, lockdown berlangsung selama 3 hari dan semua aktifitas dihentikan sementara selama lockdown berlangsung.

Isu yang meresahkan masyarakat itupun lantas dibantah oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Melalui Juru bicara Pemerintah Aceh Barat, Amril Nuthihar, pihaknya mengatakan kabar yang membawa panic buying di tengah masyarakat itu sengaja dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Padahal, menurut dia, hingga saat ini pemkab setempat belum membahas apalagi mengeluarkan maklumat untuk melakukan lockdown di Kabupaten Aceh Barat.

Pihaknya berharap, agar masyarakat senantiasa tidak panik dan tidak percaya dengan informasi yang sudah jelas hoax tersebut.

Saat ini pemerintah Kabupaten setempat baru melakukan antisipasi dengan cara melakukan pemantauan kepada masyarakat yang baru pulang dari luar daerah atau pendatang yang disebut.

Pemantauan tersebut berlaku bagi masyarakat yang baru pulang dari luar daerah atau pendatang daerah lain ke Aceh Barat namun tanpa menunjukkan gejala apapun yang mengarah pada gejalan virus corona.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat di Kabupaten Aceh Barat khususnya untuk selalu waspada dan mawas diri terhadap informasi yang beredar dengan senantiasa memeriksa kebenaran setiap informasi yang diterima.

Amril mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang melacak penyebar isu hoax yang telah membuat kepanikan masyarkat sehingga banyak warga yang datang ke pasar untuk mempersiapkan kebutuhan pokok selama berlakunya lockdown yang diisukan selama 3 hari tersebut.

Hoax terkait lockdown juga terjadi di DKI Jakarta, dimana beredar informasi penutupan enam ruas tol di Jakarta dan sekitarnya. Kabar penutupan sejumlah ruas tol itu sebelumnya beredar akibat meningkatnya jumlah kasus virus corona atau covid-19 dan dikaitkan dengan wacana lockdown yang ramai diperbincangkan publik.

Hal tersebut dibantah oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Pihaknya mengatakan, secara tegas informasi terkait penutupan sejumlah ruas tol tersebut adalah hoax atau tidak benar.

Keenam ruas tol yang dikabarkan tutup tersebut adalah tol Jakarta-Cikampek, Tol Jakarta-Tangerang, Tol Dalam Kota Jakarta, Tol Sedyatmo ke Bandara Soekarno-Hatta, Tol Jagorawi dan Tol JORR Non S.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, ada penambahan pasien positif corona menjadi 109 kasus.

Sehingga total ada 1.155 kasus dengan 59 pasien sembuh dan 102 orang dinyatakan meninggal akibat terinfeksi covid-19.

Yurianto mengatakan untuk itu menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat agar tetap mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap dirumah saja. Selain itu pihaknya juga meminta agar masyarakat mengurangi aktifitas dan interaksi di luar rumah.

Meski jumlah kasus penderita virus corona mengalami peningkatan, pemerintah pusat belum memiliki rencana untuk melakukan lockdown, termasuk di Jakarta. Namun di daerah, kebijakan lockdown sudah diambil sendiri-sendiri oleh kepala daerah, seperti di Tegal, Jawa Tengah hingga di Papua.

Perusahaan tersebut sebelumnya telah menutup sementara fasilitas top up tunai di gerbang tol wilayah Jabodetabek per 19 Maret 2020 lalu. Hal tersebut dilakukan demi menjaga kesehatan dan keamanan baik pengguna jalan maupun karyawan operasional Jasa Marga.

Corporate Communication & Comunity Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, dengan adanya fasilitas top up tunai masih ada transaksi dengan menggunakan uang tunai dan potensi kontak fisik antara pengguna jalan dengan karyawan operasional Jasa Marga.

Untuk itu agar tidak ada antrean transaksi di gerbang tol, Heru menghimbau agar para pengguna jalan yang hendak melewati jalan tol untuk memastikan kecukupan saldo e-money.

Memastikan kecukupan saldo e-money sebelum melintasi tol merupakan bentuk dukunga pengguna jalan untuk ikut serta menerapkan social distancing di gerbang tol.

Informasi hoax terkait lockdown tentu saja membuat masyarakat resah, sudah sebaiknya kita pintar dalam memilih informasi resmi dari pemerintah ditengah pandemi covid-19 yang mewabah di Indonesia.*

Penulis adalah pengamat politik, tinggal di Bandung