Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Totalitas Pemerintah Melawan Covid-19
Oleh : Opini
Kamis | 26-03-2020 | 14:04 WIB
jubir-corona1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. (Foto: Ist)

Oleh Alfisyah Kumalasari

JAUH sebelum Virus Corona atau Covid - 19 ditetapkan sebagai pandemi global, Pemerintah Indonesia telah menetapkan penanganan maksimal. Pemerintah Indonesia pun serius dan total dalam menanggulangi wabah Covid-19 sejak pertama kali diumumkan, sehingga anggapan Pemerintah meremehkan wabah ini sangat tidak masuk akal.

Pemerintah Indonesia, -dan Pemerintahan negara lainnya tengah berjibaku menekan penyebaran Virus Corona. Meski tak sebanyak di Wuhan, namun keresahan akibar Covid-19 juga dirasakan negeri kita tercinta. Per hari ini kasus menunjukkan sudah 700-an lebih orang terjangkit COVID-19 dan sekitar 50 an meninggal dunia, dengan kesembuhan hingga 30 orang lebih.

Kelelahan menangani sejumlah pasien seolah tak digubris tenaga medis, demi memberikan mereka harapan melalui sebuah penanganan. Sesuai arahan presiden, seluruh faskes dan juga hal yang berkenaan dengan perawatan didukung oleh pemerintahan. Termasuk menggelontorkan sejumlah dana.

Tak hanya itu, aneka imbauan dan anjuran juga disosialisasikan. Bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. Agar seluruh pantauan bisa didapatkan secara faktual dan sesuai dengan yang ada dilapangan.

Meski tak menampik kenyataannya memang sulit dilakukan. Wabah yang besar pastilah membutuhkan upaya penanganan dan pencegahan yang besar pula. Bayangin aja ada berapa juta penduduk yang mesti diperhatikan.

Sayangnya, pemerintah seolah disudutkan. Anjuran-anjuran dan imbauan tak cukup membuat mereka (warga) mengerti. Aneka berita hoax yang menyesatkan hingga tudingan miring yang tak berdasar.

Jika pemerintah tak serius tangani, buat apa sosialisasi yang sangat penting untuk hadapi pandemi ini. Tak hanya itu, penjagaan pintu masuk diperketat lagi, pensiapsiagaan petugas hingga thermal scanner. Di bandara, pusat kota hingga bus umum. Semua demi pencegahan pandemi ini.

Hal ini makin diperparah dengan panic buying. Orang-orang dengan pengetahuan terbatas seolah menganggap hal ini akhir dari segalanya. Hingga menimbun segala macam kebutuhan. Termasuk memborong masker dan akhirnya membuat harga melonjak fantastis, Miris, kan?

Padahal, menurut laporan terkini menyebutkan bahwa pengunaan masker tidaklah mampu menangkal virus Covid-19. Temuan ini bahkan, diperjelas oleh Eli Perencevich, profesor pengobatan dan epidemiologi dari Universitas Iowa, Amerika Serikat.

Atau lebih tepatnya, masker justru harus dipergunakan bagi mereka yang sedang sakit atau kekebalan tubuhnya rendah. Nah, kan! Yang paling penting ialah menerapkan pola hidup sehat. Sering-sering cuci tangan dengan sabun, dan air yang mengalir. Atau bisa pula menggunakan hand sanitizer.

Menggali informasi terkait pencegahan pandemi ini begitu penting, agar pemahaman akan wabah ini kian meningkat. Pasalnya, bukan hanya satu atau dua orang saja yang mesti diedukasi, ini se-indonesia Raya yang jumlahnya saja jutaan.

Namun, kecanggihan teknologi yang dihadirkan tak bersesuaian dengan pemikiran mereka tentang situasi terkini. Warganet malah justru memojokkan pemerintahan. Membuat meme-meme yang dipakai menjadi bahan bullyan.

Warga Indonesia yang dikenal santun justru saling mencecar dan mencari pembenaran yang tidak masuk akal. Lalu, yang terjadi justru perpecahan. Jika hal ini terjadi, Indonesia mau digimanakan? Padahal kondisi tengah genting, yang diperparah dengan aneka berita hoax yang membelokkan ekspektasi publik kepada pemerintah.

Sudah bukan saatnya hoax-hoax merugikan diperdebatkan. Kini waktunya untuk menggalang dan menciptakan sinergitas antar seluruh warga Indonesia dalam menangani wabah Corona.

Contohlah negara-negara lain yang bahu membahu melawan COVID-19 ini. Mereka belomba-lomba nemuin vaksin dna obat buat Corona.

Berkontribusi buat negeri meski secuil dengan menyebarkan berita baik dan bermanfaat lebih baik kan? Daripada mengumbar keburukan, ya mending ikut dukung pemerintahan. Karena kita tidak akan tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Bisa jadi besok, bulan depan atau bahkan tahun depan.

Sayang, kan, tenaga buat dipakai menghujat berlebihan, padahal tidak tahu kondisi di lapangan. Pemerintah sudah maksimal mengambil bagian, sehingga kalian jangan bikin komentar yang berlebihan.

Atau yang lebih memprihatinkan kalian ribut di medsos, atau justru rebutan nimbun barang-barang buat stok dirumah. Sudah selayaknya kita menghentikan drama saling hujat dan bahu membahu melawan Virus Corona.*

Penulis adalah warganet, tinggal di Bekasi