Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekspor Ikan Hidup dari Anambas ke Hongkong Terhenti Akibat Virus Corona
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 04-03-2020 | 14:28 WIB
penampung-ikan-hidup-anambas.jpg Honda-Batam
Tempat Penampung Ikan Hidup di Siantan Tengah. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Ekspor ikan hidup dari Kabupaten Anambas ke Hongkong terhambat pasca menyebarnya virus corona. Hal ini membuat nelayan budidaya di Kepulauan Anambas merana, karena perekonomian menjadi lesu.

"Sudah dua bulan terakhir kapal pengangkut ikan hidup dari Hongkong tidak beroperasi. Kami menyakini, ini pengaruh virus corona," kata Dodo, Pengumpul Ikan Hidup di Kecamatan Siantan Tengah, Rabu (4/3/2020).

Dodo mengakui, kali ini perekonomian masyarakat khususnya nelayan budidaya sangat lesu. Pasalnya, Hongkong merupakan salah satu pasar ikan terbesar, tidak beroperasi karena virus corona.

"Kami dapat informasi kalau Pelabuhan Hongkong ditutup pasca virus corona. Oleh karena itu, kapal pengangkut ikan hidup tidak beroperasi," jelasnya.

Dodo menguraikan, akibat terhentinya ekspor ikan hidup ke Hongkong, harga ikan kerapu mengalami penurunan. Sebelumnya harga ikan kerapu mencapai Rp150 ribu/kg namun untuk saat ini diperkirakan Rp100 ribu/kg.

"Untuk ikan Napoleon kami belum dapat info, namun untuk harganya masih Rp900 ribu untuk ukuran 1 sampai 3 Kg," terangnya.

Dodo mengaku, saat ini dirinya memberhentikan pembelian ikan hidup dari nelayan budidaya. Pasalnya, biaya operasional sehari-hari tidak tertutupi lagi.

"Bayangkan saja, biaya operasional kami sehari-hari tembus Rp 25 juta. Kami ambil dari mana dana sebesar itu, kalau transaksi ke Hongkong terhambat. Maka dari itu, untuk sementara kami memberhentikan pembelian ikan hidup dari nelayan budidaya," jelasnya.

Salah satu nelayan budidaya di Siantan Tengah, Yaman mengatakan, pihaknya sudah tidak bisa berbuat apa lagi. Namun dia berharap, Pemerintah Daerah membantu mencari solusi.

"Ini merupakan sebuah musibah, yang berimbas ke Anambas. Kami harap, Pemda bisa mencari solusi untuk mencari pemasaran ikan hidup selain Hongkong," harapnya.

Editor: Dardani