Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Viral Driver Ojol Pakai Masker Anti-Nuklir Karena Takut Corona
Oleh : Redaksi
Rabu | 04-03-2020 | 11:41 WIB
ojol-masker1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Driver ojek online (ojol) ini menggunakan masker anti-nuklir. (Foto: Detik.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Driver ojek online (ojol) ini menggunakan masker anti-nuklir di tengah ramainya pemberitaan virus corona di Indonesia. Masker ini tak sembarangan, karena didesain untuk menangkal senjata biologis atau radiasi dari nuklir.

Agung HB, melalui instagramnya membagikan video ketika ia mengorder ojek online yang kebetulan drivernya menggunakan masker anti-radiasi. Agung yang juga penyuka dan kolektor topeng dan masker gas (gas mask/masker yang dipakai untuk melindungi dari polutan udara dan gas beracun), menyebutkan masker yang dipakai driver ojol yang ia tumpangi itu memang menutup area wajah cukup rapat. Radiasi nuklir saja bisa ditangkal, apalagi virus corona. Demikian klaim dia.

Namun, karena menutup sangat rapat, masker anti-radiasi ini tentunya tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Apalagi untuk aktivitas berkendara sepeda motor.

"Dia (driver ojol yang pakai masker anti-nuklir) bilang memang pengap sih. Katanya dipakai sebentar aja udah pengap banget," kata Agung kepada detikcom, Rabu (4/3/2020).

Menurut Agung, driver ojol itu memakai masker anti-nuklir saat mengantar dirinya keluar rumah dengan jarak yang tak jauh. Dia memakainya pada malam hari sekitar pukul 19.30. "Jarak nganter saya nggak jauh, 10-15 menitan lah," kata Agung. Bisa dibayangkan kalau pakai masker tersebut di siang hari, mungkin bakal membuat driver ojol tersebut kepanasan.

Tapi, apakah massker anti-nuklir ini mampu menangkal virus corona? Agung sebagai kolektor masker gas mengklaim masker seperti ini memang safety. Tapi untuk penggunaan jangka waktu lama bakal membuat tidak nyaman.

"Untuk jangka lama buat sehari-hari, pasti pengap sih. Malah takutnya ganggu pernapasan. Karena saya coba pakai, itu benar-benar ngikutin bentuk kepala, benar-benar nggak ada rongga. Kalau masker gravity kan tidak untuk menangkal virus, tapi kayak debu doang. Kalau ini menurut saya sih buktinya untuk ngelawan senjata biologis, mungkin untuk (menangkal virus) corona ini safety, cuma nggak yang dipakai untuk jangka lama sampai berjam-jam dipakai, pengap banget," katanya.

Sumber: Detik.com
Editor: Yudha