Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Minta Kegiatan Belajar di Sekolah Diliburkan, Jika Wabah Corona Jadi Ekstrem
Oleh : Irawan
Selasa | 03-03-2020 | 16:04 WIB
syaiful_huda_parlementaria1.jpg Honda-Batam
Ketua Komisi X Syaiful Huda (Foto: Istimewa)

JAKARTA, HALUAN.CO - Komisi X DPR yang membidangi pendidikan meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bisa meliburkan kegiatan belajar-mengajar jika Indonesia memasuki kondisi ekstrem terkait penyebaran virus Corona.

Hal itu menyusul dua warga Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19), serta pasien suspect Corona di Cianjur meninggal dunia..

"Dalam kondisi ekstrem, Kemdikbud bisa meliburkan kegiatan belajar-mengajar hingga waktu tertentu. Kebijakan ini sudah diambil oleh Jepang," kata Ketua Komisi X Syaiful Huda dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020).

Syaiful juga meminta Kemdikbud melakukan edukasi ke sekolah dan kampus untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Edukasi itu terkait gejala hingga pencegahan virus tersebut.

"Edukasi tersebut meliputi apa itu virus Corona, bagaimana gejalanya, bagaimana model penularannya, hingga bagaimana model pencegahannya," kata Syaiful.

Seperti diketahui, dua warga Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Keduanya dirawat di RSPI Prof dr Sulianti Saroso. Pasien berumur 64 dan 31 tahun itu kekinian sudah tidak demam.

Sementara itu D (50) pasien diduga Corona di Cianjur meninggal dunia. Pria yang merupakan pegawai BUMN itu meninggal di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) sebelum sempat dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.

Berdasarkan informasi, warga Bekasi yang tengah berkunjung ke rumah saudaranya di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur itu meninggal pada Selasa (3/3/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.

"Meninggal tadi pagi di RSDH, belum sempat dirujuk ke Bandung," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Yusman Faisal saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (3/3/2020).

Menurutnya, pasien tidak langsung dirujuk lantaran kondisinya terus mengalami penurunan. Pihak rumah sakit dan dinas kesehatan berupaya melakukan penanganan medis agar pasien bisa membaik sehingga dapat segera dirujuk ke Bandung.

"Tapi ternyata terus menurun kondisinya, hingga akhirnya meninggal dunia," ucap Yusman.

Dia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah pasien tersebut meninggal karena terjangkit Corona atau penyebab lainnya. Namun pihaknya sudah mengambil sampel darah untuk diuji labolatorium sehingga dapat dipastikan penyebab kematian pasien.

"Untuk Corona nya kan masih suspect atau diduga, belum positif. Jadi belum bisa dipastikan juga apa penyebab kematiannya. Kami juga sedang koordinasi dengan rumah sakit terkait penyebab kematian pasien. Tapi sampel darah sudah diambil untuk diuji lab," ucapnya.

Editor: Surya