Tak Hanya Hotel, Money Changer di Batam Ikut Terimbas Virus Corona

BATAMTODAY.COM, Batam - Wabah corona di daratan Tiongko yang berimbas pada meningkatkan status oranye di Singapura, tidak hanya berimbas pada indutri perhotelan dan pariwisata Batam.

 

Terhitung, puluhan money changer atau tempat penukaran uang di kawasan pertokoan sekitar Nagoya Batam turut terkena imbas, dari virus yang kini dikenal dengan sebutan Covid-19 ini.

Seperti yang terlihat di pusat money changer di Komplek Pertokoan Nagoya Central, Lubuk Baja, Batam, Jumat (21/02/2020) siang ini.

Mey, salah seorang pegawai money changer tersebut mengatakan, sejak meningkatnya status keberadaan Covid-19 di Singapura dari kuning ke oranye pada tanggal 8 Februari 2019 kemarin, arus penukaran uang di tempatnya menjadi sepi.

"Sudah sepi sekarang, bang. Palingan ada satu dua orang saja. Itu pun juga kita pribumi, kalau wisman dah hampir gak ada," ujarnya, Jumat (21/02/2020).

Lanjutnya Mey, mungkin ini karena adanya travel banned juga. Baik dari Pemerintah Singapura sendiri yang melarang warganya untuk bepergian sementara waktu. Begitu juga dengan Pemerintah Indonesia yang menganjurkan masyarakat untuk tidak bepergian sementara waktu, ke Negeri Singa Putih tersebut.

"Tapi ya gimana lagi, bang. Ini demi kebaikin semua juga. Dilema pasti, tapi lebih mencemaskan juga ini virus," paparnya.

Sepinya kunjungan ke tempat penukaran uang, tidak hanya di kawasan sekitar komplek pertokoan itu semata. Money changer di kawasan Nagoya Hill Mall juga mengalaminya.

"Biasanya hari Jumat ini ramai pasti yang nukar, tapi mungkin karena virus corona kini sepi. Yang datang menukar kan biasanya wisman dari Singapura, Malaysia dan Tiongkok. Sekarang paling kita pribumi aja," terang salah seorang penjaga counter di money changer Hai-Hai, Nagoya Hill Mall.

Tidak hanya itu, kawasan perbelanjaan Nagoya Hill juga terlihat sepi. Begitu sangat beda dari biasanya. Pantauan BATAMTODAY.COM, parkiraan yang biasanya penuh, hari Jumat ini terlihat lengang, sementara di bagian dalam sepi lalu lalang orang.

Editor: Dardani

---