Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mari Sama-sama Menghormati Proses Hukum yang Sedang Berjalan

Sikapi Penolakan Pembangunan Gereja Katolik Santo Joseph, Aunur Rafiq: Karimun Kondusif dan Toleransi
Oleh : Fredy
Kamis | 13-02-2020 | 14:30 WIB
aunur-rofiq-karimun.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Bupati Karimun Aunur Rafiq bersama wakil Bupati Anwar Hasyim dan FKPD serta tokoh masyarakat, tokoh agama berfoto bersama di depan rumah dinas Bupati Karimun. (Foto: Fredy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Bupati Karimun Aunur Rafiq berserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), tokoh agama, tokoh masyarakat dan paguyuban di Tanjungbalai Karimun menggelar pertemuan di rumah dinas Bupati Karimun, Kamis (13/2/2020).

Pertemuan tersebut menyikapi terkait pemberitaan di media massa mengenai penolakan pembangunan gereja Katolik Santo Joseph dan arahan dari Presiden RI Joko Widodo terkait penolakan pembangunan rumah ibadah tersebut.

Menanggapi hal itu, menjawab BATAMTODAY.COM, Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, sebenarnya apa yang terjadi di Karimun tidak sebesar apa yang ada dalam pemberitaan di media massa.

Menurutnya, kondisi di Karimun sampai sekarang ini masih tetap kondusif dan hubungan antara suku, agama dan seluruh komponen masyarakat terjalin dengan baik

Dijelaskan Aunur Rafiq, dirinya dan Wakil Bupati Anwar Hasyim serta FKPD dan berbagai pihak termasuk Aliansi Peduli Kabupaten Karimun dan Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) serta pihak gereja sudah mengadakan beberapa kali pertemuan.

Ditambahkannya, dirinya atas nama pemerintah Kabupaten Karimun bersama Kanwil Kementerian Agama bertemu dengan Menteri Agama dan juga Staf Khusus Kementerian Agama serta uskup dan juga salah satu Romo, membicarakan dan membahas terkait pendirian gereja ini.

Ada enam hal kesepakatan yang kita sampaikan, bahwa kita sama-sama menghormati proses keputusan hukum yang sedang berproses di PTUN. Pihak gereja tidak melakukan aktivitas pembangunan dan umat Islam diminta untuk tidak melakukan aksi demo, selanjutnya dilakukan komunikasi dan dialog silaturahmi antara semua pihak agar tercipta suasana yang kondusif.

Selanjutnya, lanjut Aunur Rafiq, dari Kementerian Agama bersama uskup dan juga Kakanwil Kementerian agama dan lain lainnya akan berkunjung ke Karimun guna melakukan pertemuan dengan ormas umat Islam dengan APKK dan FUIB dan pihak gereja dalam rangka silaturahmi dan sosialisasi.

Berkaitan dengan pembangunan gereja, Aunur Rafiq menyampaikan saran dari FUIB dan Aliansi Peduli Kabupaten Karimun (APKK) agar pemerintah daerah daerah memfasilitasi untuk melakukan relokasi dan menjadikan gereja Santo Joseph Tanjungbalai Karimun yang ada sekarang ini sebagai kawasan cagar budaya. Usulan ini sudah disampaikan ke uskup dan akan dipelajarinya.

Aunur Rafiq menegaskan, sambil menunggu proses hukum yang sedang berproses hukum, semua pihak untuk harus bisa saling menghormati dan menjaga kondusifitas.

Aunur Rafiq mengungkapkan, sekarang baru saja dilakukan pertemuan dengan FKPD dan 21 suku yang di dalamnya ada umat beragama, Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha serta Konghucu dan membahas tentang situasi yang terakhir ini menyebutkan seolah-olah terjadinya gesekan antara umat Islam dan umat pembela agama Katolik.

Menurut Aunur Rafiq, kita semua tahu apa yang ada di pemberitaan di Media massa maupun medsos serta informasi yang sampai Presiden RI Joko Widodo tidaklah demikian adanya.

"Bahkan, kita dalam tatanan toleran yang baik, aman, kondusif seperti yang sudah puluhan tahun saling menghormati dan toleransi satu sama lainnya dengan hidup berdampingan dengan damai dan nyaman dalam melaksanakan ibadah," ujarnya.

"Tidak ada yang namanya intimidasi atau saling berbenturan satu sama lainnya .yang ada hanya hidup rukun,damai dan saling menghormati satu sama lain," Tegas Aunur Rafiq.

Usai pertemuan di dalam rumah dinas Bupati, dilanjutkan dengan penyampaian deklarasi oleh berbagai komponen masyarakat yang hadir di pertemuan tersebut dengan suatu pernyataan yang intinya mengatakan kami merasa aman,nyaman dan damai dan saling menghormati serta toleransi sama sama lainnya.

Editor: Dardani