Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batam Jadi Langganan Banjir, Lukita Soroti Buruknya Sistem Drainase
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 10-12-2019 | 14:40 WIB
lukita-drainase.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Bakal calon Walikota Batam Pilkada 2020, Lukita Dinarsyah Tuwo. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bakal calon Walikota Batam untuk Pilkada 2020, Lukita Dinarsyah Tuwo menyoroti buruknya sistem drainase di Batam, yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir di sejumlah titik saat hujan.

Menurutnya, tiga masalah yang ditemui di lapangan adalah tidak adanya drainase, kurang memadainya ukuran drainase, dan sumbatan drainase.

"Ini harus ditata ulang, di samping itu, masyarakat harus sadarkan juga," ujarnya, Selasa (10/12/2019).

Hal ini diutarakannya, berdasarkan kegiatan gotong royong di komplek tempat tinggalnya dan lokasi lain, dia kerap mendapati drainase yang tidak berfungsi maksimal.

Dia bahkan mengaku pernah ikut membongkar drainase dan menemukan sumbatan yang bukan hanya sampah, tapi potongan kayu dan beton. Sumbatan yang terjadi di drainase itu ibarat komplikasi dari berbagai persoalan sampah, penataan dan pembangunan, hingga ketertiban umum yang tidak selesai sebelumnya.

"Jika sudah begitu, mau kemana lagi air kalau tidak meluap?," lanjutnya.

Dalan kesempatan itu, Lukita juga menyayangkan ada proses pembangunan yang tidak direncanakan dengan matang. Menurut dia, mestinya dengan pembangunan infrastuktur semua menjadi lebih baik, bukan malah menimbulkan titik genangan baru yang berarti adalah masalah baru.

Pemerintah Kota Batam harus dapat memastikan desain pembangunan dengan memperhatikan kontur dan elevasi tanah di Batam. Selain itu, daerah resapan juga tidak boleh diganggu, apalagi ditutup dengan beton.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis evaluasi rata-rata curah hujan di Batam mengalami kenaikan hingga di atas normal. Dalam laman resminya, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam mencatat, sejumlah wilayah mengalami kenaikan curah hujan yang signifikan pada akhir tahun.

Wilayah yang mengalami peningkatan itu sebagian adalah wilayah padat penduduk seperti Mukakuning, Seiladi, Nongsa dan Tanjunguncang dan sekitarnya. Dari delapan lokasi hujan yang terpantau perangkat Automatic Weather Station (AWS) BMKG, hanya area Bandara Hang Nadim mendapatkan curah hujan rendah di bawah normal.

Wilayah dengan rata-rata curah hujan tertinggi adalah Seiladi sebesar 289,4 milimeter, diikuti Tanjunguncang 243,4 milimeter, Nongsa 199,8 milimeter dan Mukakuning 191,0 milimeter. Angka tersebut jauh di atas rata-rata hujan di seluruh Batam, Rempang dan Galang yang hanya berkisar 100 milimeter.

Editor: Dardani