Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harimau Serang Warga Sumsel, Walhi: Ekspansi Tambang Penyebabnya
Oleh : Redaksi
Sabtu | 07-12-2019 | 10:04 WIB
harimau-sumatera1.jpg Honda-Batam
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan Hairul Sobri menyebut ekspansi industri pertambangan dan perkebunan di Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam memicu harimau mendatangi permukiman warga. Termasuk di Bengkulu.

Ekspansi industri pertambangan, perkebunan, serta eksploitasi panas bumi membuat hewan buas terdesak lantaran habitatnya menjadi semakin sempit.

"Ribuan lahan konsesi tambang di Lahat itu sejak 2010 sampai sekarang masih masif. Tambang di Bengkulu, juga ekspansi PTPN VII juga memicu konflik harimau dengan masyarakat. Kawasan tersebut merupakan bagian dari hamparan Bukit Barisan, jadi sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem di sana," ujar Hairul, Jumat (6/12/2019).

Hairul mengecualikan perhutanan sosial yang digarap oleh masyarakat adat. Menurutnya, itu bukan pemicu konflik antara harimau dengan masyarakat.

Masyarakat adat memiliki peraturan yang berpihak kepada kearifan lokal sehingga kebun mereka pun tidak merusak ekosistem hutan lindung. Sedangkan ekspansi yang dilakukan korporasi tambang dan perkebunan, menurut Hairul, tidak mengindahkan ekosistem sekitarnya.

"Masyarakat adat itu punya aturan, kalau menebang 1 pohon, mereka tanam beberapa. Dibandingkan dengan yang tambang di Lahat itu berapa ribu pohon besar ditebang dan tidak ada penanaman lagi. Tinggal lubang-lubang tambang saja tersisa," kata dia.

Sementara itu, Peneliti Forum Harimau Kita Yoan Dinata mengatakan bahwa harimau sebenarnya tidak agresif terhadap manusia. Ada beberapa faktor yang membuat harimau bertingkah demikian.

"Faktor eksternal dan internal. Kalau internal itu harimaunya sakit atau kena jerat, dia lebih agresif karena sulit mendapatkan mangsa. Eksternalnya ada degradasi lahan, perburuan, dan berkurangnya mangsa harimau itu sendiri," ujar Yoan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha