Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gemar Menulis Untuk Mencerdaskan Bangsa
Oleh : Opini
Rabu | 06-11-2019 | 12:28 WIB
siswa-SD.jpg Honda-Batam
Angellin Bulan Golda.

Oleh: Angellin Bulan Golda

Setiap Senin di sekolah dilaksanakan upacara bendera. Pada upacara bendera tersebut selalu dibacakan Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Berulang setiap minggu mendengar pembacaan Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan tujuan dari negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Anak-anak Indonesia termasuk yang ada di Tanjungpinang bisa bersekolah mulai dari SD, SMP, SMA sampai kuliah adalah usaha orang tuaku dan pemerintah serta negara untuk membuat anak-anak dan masyarakat bisa menjadi pintar dan cerdas. Dengan sekolah anak-anak dapat membaca dan menulis serta memperoleh pengetahuan yang lebih banyak untuk bekal masa depannya.

Membaca dan menulis adalah dua kata yang menjadi kunci untuk anak-anak dalam bersekolah sehingga dapat menjadi cerdas dan maju sesuai tujuan negara dalam Pembukaan UUD 1945 tadi. Banyak atau gemar membaca membuat kita dapat menjelajah ke seluruh tempat dan waktu karena dengan membaca akan memperluas cakrawala pengetahuan dan wawasan dari sepanjang zaman.
Selanjutnya pengetahuan yang telah kita miliki dari membaca tersebut, membuat kita memiliki ide, curahan hati, pesan yang hendak kita sampaikan ke teman-teman dan masyarakat luas. Kita dapat menyampaikannya melalui lisan dan tulisan.

Mungkin seringkali dalam hidup sehari-hari kita lebih mudah menyampaikannya secara lisan saat kita berbicara dengan teman-teman di sekolah, dengan orang tua di rumah dan orang lainnya dalam pergaulan. Mengapa? Karena kita tidak repot-repot menulis karena menulis memerlukan waktu, tenaga dan sarana untuk menulis.

Tetapi menyampaikan pendapat atau ide dengan lisan memiliki keterbatasan yaitu tidak ada dokumentasi atau filenya dengan baik dan tidak mempunyai struktur yang baik dan cepat hilang begitu saja. Orang lain yang kita ajak bicara dapat lupa dengan yang kita sampaikan. Sayanglah dengan ide dan pendapat kita tadi, padahal sudah capek-capek kita membaca dan berpikir dan
mempunyai ide.

Selain itu orang lain tidak dapat lagi membaca pendapat kita itu tadi. Untuk itu membaca saja belum cukup, selain banyak membaca anak-anak sekolah harus belajar dan gemar menulis. Dengan menulis kita dapat belajar menyampaikan pendapat dan ide melalui tulisan dengan lebih baik. Kita dapat belajar alur berpikir dan sekaligus belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar seperti di sekolah.

Kita belajar ejaan dan kata baku yang kita tuangkan dan harus diperhatikan dalam menulis. Teman-teman dapat bercerita, berpendapat dan menuangkan ide tentang pengalaman, hal-hal yang dipelajari di sekolah seperti yang ada di pelajaran IPA, IPS, Agama, Matematika dan lainnya
dibandingkan dengan kenyataan di kehidupan sehari-hari.

Manfaat yang dapat kita peroleh dengan menulis adalah tulisan kita dapat dibaca oleh banyak orang. Orang lain yang membaca tulisan yang kita buat dapat memperoleh dan berbagi pengetahuan dengan tulisan kita. Syukur-syukur tulisan kita dapat membuat orang lain menjadi ikut menulis juga.

Selain itu, tulisan yang kita buat dapat kita tayangkan di media sosial yang banyak berkembang saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini melalui web, instagram, youtube, twitter dan lainnya kita dapat memuat tulisan kita. Anak-anak juga dapat mencoba mengirimkan ke media koran baik koran hardcopy atau online dan digital dan berharap dapat ditayangkan.

Tulisan yang kita tulis mempunyai dokumentasi atau file yang baik, yang dapat kita baca kembali dan tentu bagi anak-anak menjadi kebanggaan tersendiri dapat menulis untuk masyarakat. Namun tulisan yang kita buat harus tulisan yang berisi hal-hal baik, penuh sopan santun, penuh nilai-nilai ataupun kritik namun bersifat membangun disertai pemberian solusi, dan bukan hoax.

Dengan begitu menulis adalah sarana pendidikan, seperti sebuah sekolah yang di dalamnya kita dapat belajar dan menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan. Menulis adalah sarana untuk dapat mencerdaskan bangsa yang dapat mengubah dunia dan masyarakat. Menulis dan membaca adalah satu paket yang harus digalakkan oleh kita sendiri sebagai anak-anak yang masih bersekolah, negara dan bangsa dan seluruh masyarakat.

Kita patut bersyukur bersekolah di Tanjungpinang, kota pusat budaya Melayu, tempat
asal Bahasa Indonesia seperti Sumpah Pemuda yang baru saja kita peringati dan ada pulau
Penyengat sebagai saksi sejarah. Kota Tanjungpinang telah mengukir sejarah dengan
kemampuan seorang penulis dan sastrawan yang terkenal seperti pahlawan Raja Ali Haji
dengan Gurindam Dua Belas.

Ada salah satu pepatah terkait menulis yaitu, 'orang boleh sudah meninggal atau tiada lagi, tapi tulisannya tetap bisa dibaca oleh generasi selanjutnya'. Di Tanjungpinang juga sering kita dengar pantun dalam kehidupan sehari-hari, dalam acara-acara resmi dan lainnya. Pantun mengandung nilai-nilai, budaya, sopan santun dan petuahuntuk kehidupan, bangsa dan negara.

Akhirnya, agar anak-anak dan kita cerdas dan bangsa Indonesia cerdas marilah gemar membaca dan jangan lupa juga diikuti menulis untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Kalau anak-anak Indonesia, anak-anak kunci sukses membangun minat baca dan menulis maka akan pintar, cerdas, tapi sopan santun dan tetap menjaga budaya warisan para pahlawan dan nenek moyang kita. Kesadaran akan pentingnya membaca dan menulis menjadi sebuah kebiasaan yang harus kita mulai sekarang.

Mengutip kata-kata Descartes dari Yunani yaitu 'Scribo Ergo Sum' yang artinya aku menulis, maka aku ada. Mari teman-temanku, kita sebagai anak-anak gemarilah dan minatilah membaca dan menulis untuk membangun kembali budaya membaca dan menulis Melayu khususnya Tanjungpinang dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang anak-anaknya cerdas untuk dapat memajukan Ibu Pertiwi tercinta, Indonesiaku. Jangan lupa juga belajar giat untuk masa depan ya. Sebagai penutup, perkenankan saya menyampaikan pantun yang mungkin sering kita dengar:

Kalau ada ilmu di tangan
Janganlah lupa diamalkan
Bila perlu ditulis dan diwartakan
Kepada insan di sekitaran

Penulis adalah Siswi Kelas 6 SD Katolik Tanjungpinang