Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diluncurkan Sejak 2017, Operator Transportasi Umum Diuntungkan Bahan Bakar Gas
Oleh : Nando Sirait
Senin | 07-10-2019 | 14:40 WIB
bahan-gas.JPG Honda-Batam
Layanan bahan bakar gas. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Hadir sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak yang saat ini mulai dialami kelangkaannya oleh masyarakat Kota Batam, Bahan Bakar Gas (BBG) yang digalakkan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik Indonesia, kini menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan terutama bagi transportasi umum, yang operasional nya 24 jam sehari.

Program yang dimulai oleh KESDM dengan menunjuk PT Gagas Energi Indonesia anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pelaksana. Mulai mendapatkan respon positif dari masyarakat Batam, sejak dimulai pada tahun 2017 lalu dengan menunjuk 5 unit taksi yang sehari-hari berada di Pelabuhan Internasional Batam Center untuk di tahap awal.

Keuntungan penggunaan BBG sebagai bahan bakar utama diakui Muhammad (35), yang sudah tiga tahun berprofesi sebagai driver Blue Bird Batam. Mulai operasional dari pukul 06.00 wib pagi hingga pukul 21.00 wib setiap harinya, membuat dirinya harus mengeluarkan uang sekitar Rp 250 ribu untuk pengisian bahan bakar Premium. Namun sejak menjadi pelanggan BBG, kini untuk pengisian bahan bakar dirinya mengaku tidak pernah mengeluarkan uang lebih dari Rp 100 ribu per hari.

"Pakai premium untuk operasional taksi bahkan bisa lebih dari Rp 250 ribu, itu dua kali pengisian untuk operasional seharian narik. Sekarang masih tetap dua kali isi bahan bakar setiap hari, tapi pengisian pertama hanya Rp 56 ribu dan pengisian kedua paling cuma Rp 35 ribu," ungkapnya setelah melakukan pengisian bahan bakar, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Gagas Batam, Batam Kota, Senin (7/10/2019)

Walau Batam hanya memiliki satu SPBG, hal ini diakuinya tidak membuat dirinya takut apabila kehabisan bahan bakar gas disaat mengantar penumpang. Bahkan ia pernah mengantarkan penumpang hingga ke Jembatan 6 Barelang, hingga kembali ke hotel.

Adapun keluhan sebagai pengguna BBG, diakuinya hanya terasa saat mengendarai mobil di tanjakan saja dimana tarikan mobil terasa lebih berat daripada saat menggunakan bahan bakar minyak.

"Pengalaman saya semenjak menjadi driver di mobil yang menggunakan BBG, pernah dicarter pulang - pergi oleh penumpang dari hotel sampai Jembatan 6. Tadinya sempat ragu gas akan habis di tengah jalan, tapi ternyata masih bersisa hingga bisa kembali ke SPBG ini untuk pengisian bahan bakar kembali," ujarnya.

Hal senada juga dilontarkan nya saat ditanyai mengenai keamanan penggunaan BBG bagi kendaraan yang digunakan nya. Muhammad mengakui dirinya tidak merasa takut, karena edukasi keamanan yang selalu diberikan oleh tim Safety PT Gagas Batam.

Bahkan, petugas SPBG yang melakukan pengisian juga selalu mengingatkan agar ia selalu melakukan pengecekan rutin tidak hanya di konverter kit, tetapi juga pada busi kendaraan, hingga mengingatkan agar tetap mengecek radiator mobil.

"Gak takut selama dua tahun penggunaan BBG, sampai saat ini aman-aman saja karena kalau pengisian tim disini pasti lakukan pengecekan pada kendaraan saya. Kami juga selalu diberikan briefing untuk keselamatan penggunaan BBG.

Tapi yang saya salut adalah tim bengkel yang disediakan oleh Gagas, karena selalu standby 24 jam, dan bersedia datang disaat ia sebagai pelanggan mengeluhkan apabila adanya gangguan kecil yang dirasakan nya," tuturnya.

Hal senada juga dilontarkan oleh Hasbimardi (53), salah seorang driver operator taksi Silvercab Batam. Menjadikan BBG sebagai bahan bakar untuk operasional, sangat menguntung baginya dari sisi pengeluaran untuk bahan bakar.

Selama penggunaan BBG, Hasbi panggilan akrabnya mengaku dapat menghemat hingga Rp 40 ribu per hari nya. Walau penghematan di sisi bahan bakar, tidak dibarengi dengan penghematan di sisi lain seperti penggunaan busi kendaraan yang harus lebih sering diganti.

"Biasanya sih busi bisa bertahan hampir setahun, tapi semenjak pakai BBG ganti busi jadi per 4 bulan. Tapi saya pikir tidak masalah lah, karena juga tiap hari sekarang saya hemat bisa sampai Rp 40 ribu per hari untuk isi bahan bakar," ungkapnya.

Area Head PT Gagas Batam, Tria Siswandi menjelaskan sejak tahun 2017 pengguna konverter kit mengalami peningkatan yang signifikan dari 250 converter kit yang sebelumnya dibagikan secara gratis oleh Kementerian ESDM, demi mensukseskan program diversifikasi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.

Kini sudah mencapai 295 pengguna, dimana sebanyak 260 unit terpasang di transportasi umum yakni taksi dan 35 unit lain nya terpasang pada mobil dinas milik Pemerintah Kota (Pemko) Batam.

Tria melanjutkan, hingga saat ini pihaknya mengakui belum pernah menemui keluhan yang sangat berarti dari para pelanggan BBG saat mengisi bahan bakar di SPBG Batam Center. Adapun para pelanggan PT Gagas Batam saat ini, lebih banyak mengakui "saving money" untuk operasional kendaraan mereka sehari-hari.

"Bulan ini saja kalau tidak salah kita ada penambahan 10 pengguna baru untuk konverter kit. Belum ada keluhan karena tehnologi BeFuel yang kita gunakan, jadi para pengguna konventer kit tidak usah takur disaat kehabisan gas, karena bisa langsung menganti menggunakan bahan bakar minyak dengan switch yang ada," terangnya.

Untuk penggunaan tehnologi ini diakuinya sangat diperlukan oleh para pengguna konverter kit di Batam, hal ini dikarenakan Batam hanya memiliki satu SPBG saja. Namun demikian, PT Gagas juga tidak hanya memiliki SPBG untuk Kota Batam namun juga menghadirkan bengkel khusus yang hanya berjarak 200 meter dari SPBG dengan pelayanan optimal bagi para pelanggan.

Dengan harga jual yang hanya Rp 4.500 per LSP (Liter Setara Premium), serta dengan berbagai keuntungan lain dalam penggunaan BBG. Tria juga mengaku kerap mendapat pertanyaan mengenai prosedur untuk pemasangan konverter kit, pada mobil pribadi dimana kebanyakan berdatangan dari para mitra driver aplikasi transportasi online.

Selain itu, kedepannya Tria juga menjelaskan bahwa akan terus melakukan kerjasama dengan Pemko Batam terkait mewujudkan wacana Batam menjadi Green City yang pernah dicita-citakan oleh Muhammad Rudi sebagai Walikota Batam. Dimulai dari 35 mobil dinas yang sudah menjadi mitra dari PT Gagas, Tria juga menyampaikan harapan nya bahwa tehnologi ini dapat diaplikasikan ke seluruh mobil dinas yang dimiliki oleh Pemko Batam.

"Tahap awal memang kita mulai dari 35 unit kendaraan dinas, kita berharap agar kerjasama ini berlanjut demi mewujudkan Batam menjadi Green City. Hal ini kami lihat dapat direalisasikan, dengan banyaknya masyarakat yang datang ke SPBG demi menanyakan prosedur pemasangan konverter kit ke mobil pribadi mereka," ucap Tria.

Editor: Dardani