Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Pesan Edy Putra Pasca 'Penyatuan' BP Batam dan Pemko di Bawah Ex-Officio
Oleh : Redaksi
Selasa | 01-10-2019 | 16:28 WIB
kepala-bp-edy21.jpg Honda-Batam
Mantan Kepala BP Batam Edy Edy Putra Irawady. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penunjukkan Wali Kota Batam Muhammad Rudi menjadi Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam secara ex-officio merupakan langkah berani yang diambil oleh pemerintah pusat, setelah sekian lama dualisme menjadi isu penghambat investasi di Kota Batam.

Hal tersebut disampaikan mantan Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (1/10/2019).

Edy mengatakan, dengan penyatuan ini, maka segala bentuk perizinan diharapkan dapat segera disatukan dan berpengaruh terhadap rencana pembangunan infrastruktur yang akan terkoordinasi kembali.

"Keputusan Menko Perekonomian dalam melantik kemarin, diharapkan dapat membawa dampak positif bagi investasi di Batam," ujarnya.

Walau begitu, dengan menjadi nahkoda untuk dua kapal yang berbeda, diakuinya akan membawa tantangan berbeda dengan tanggung jawab yang besar. Di mana untuk tahap awal, ia menyarankan agar Rudi dapat segera membenahi mengenai masalah perizinan di BP Batam, yang dalam beberapa sektor masih bersinggungan dengan perizinan yang ada di Pemko Batam.

Menurutnya, dengan penunjukkan wakil kepala serta adanya empat deputi di jajaran BP Batam saat ini diharapkan mampu membantu koordinasi antara Pemko Batam, BP Batam, dengan pemerintah pusat melalui kementerian terkait.

"BP itu Badan Layanan Umum (BLU), sehingga harus ada perwakilan dari Kementerian Keuangan," lanjutnya.

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, saat ini Batam juga harus segera mengejar dalam persiapan final menjadikan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Maintance, Repair, dan Overhaul (MRO) yang merupakan kerjasama dua maskapai Garuda Indonesia dan juga Lion Air Group.

Untuk hal ini, Edy menuturkan bahwa pimpinan saat ini tinggal melanjutkan perjuangan yang telah disusun oleh para pejabat BP Batam sebelumnya. Dimana penandatanganan kerjasama ini sendiri sudah mulai dilaksanakan, dan telah diresmikan langsung oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution beberapa waktu lalu di Kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

"Lion juga buka sekolah penerbangan nanti. Baru kemudian KEK digital di Nongsa Digital Park. Jadi tinggal lanjutkan prosesnya saja sesuai aturan," jelasnya.

Tidak hanya itu, selama menjabat sebagai Kepala BP Batam, Edy juga menuturkan, sudah melaksanakan beberapa tugas yang diserahkan oleh pemerintah pusat. Di mana dalam jabatan yang tergolong singkat ini, pihaknya berhasil memperkuat frontliner di bawah Direktorat PTSP pelayanan perizinan investasi.

"Dalam waktu dekat ini, Batam akan memiliki Indonesia Batam Single Submission (IBOSS). Mengingat, hal itu merupakan satu dari tiga tugas saya yang dimintakan, untuk melakukan harmonisasi pelayanan perizinan yang dikeluarkan PTSP BP Batam dan DPMPTSP Pemkot Batam, serta instansi terkait lainnya," paparnya.

Pembentukan Klinik Berusaha, yang memiliki tugas menerima konsultasi investasi dan penyelesaian kasus yang berkaitan dengan investasi. Juga merupakan wujud menjaga iklim investasi di Batam, yang dilakukan bersama dengan seluruh staf dan pegawai BP Batam. Selanjutnya, pihaknya juga membentuk garda pengawal invetasi dan Blink yang merupakan unit kayanan mobile investasi.

"Saya juga secara lisan, sudah minta Pak Rudi untuk menginstruksikan jajarannya agar bisa mengintegrasikan layanan perizinan ke IBOSS. Seperti izin lingkungan, IMB dan perizinan operasi lainnya," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah meminta dukungan ke Dewan Kawasan dan BKPM untuk pengintegrasian pelayanan perizinan dengan sistem OSS. Dimana pengintegrasian izin melalui OSS ini, sangat penting untuk mendukung kecepatan investasi.

"Alhamdulillah selama semester pertama 2019, investasi PMA meningkat 53 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018. Dan yang menarik lagi kecepatan investasi di Batam selama Januari-Desember 2019 mencapai 73 persen dari rencana investasi yang dilakukan investor ke PTSP. Ini kecepatan pelaksaan investasi yang sangat luar biasa, dimana rata-rata nasional saja dalam 5 tahun terakhir hanya mencapai 32 persen," terangnya.

Editor: Yudha