Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merujuk Kasus Baiq Nuril, Pemerintah Buka Peluang Revisi UU ITE
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-08-2019 | 11:16 WIB
Nuril-temui-Jokowi.jpg Honda-Batam
Menkumham Yasonna Laoly memberikan salinan Keppres Pemberian Amnesti untuk Baiq Nuril disaksikan Presiden Jokowi dan Mensesneg, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat (2/8/2019) sore. (Fitri/Humas)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H Laoly menyatakan pemerintah membuka diri untuk melakukan revisi kembali terhadap Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang sudah direvisi dengan UU nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU nomor 11 tahun 2008 itu.

"Jadi ya, saya dan nanti dengan Menkominfo akan duduk bersama untuk melihat, ya untuk revisi UU ITE tentunya pasti, ini kan kalo kita revisi lagi, kali kedua yang kita revisi," kata Yasonna, menjawab wartawan usai menamdampingi Presiden Jokowi menerima Baiq Nuril Maknun, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat (2/8/2019) sore, seperti dikutip situs resmi Setkab RI.

Diakui Menkumham setelah diteliti ada yang harus disempurnakan dari UU ITE itu. Tetapi ia menegaskan, bukan berarti kita hilangkan karena kalau kita hilangkan juga persoalannya bisa bubar lagi nanti, semua orang bisa pasar bebas, melakukan sesukanya di sosial media apalagi perkembangan terakhir ksosial media dengan mudah digunakan untuk merusak karakter orang lain, karakter asasination, maupun hoaks dan lain lain.

Yang juga tidak kalah penting, menurut Menkumham, sudah diperlukan segera undang-undang amnesti dan abolisi supaya pedomannya menjadi lebih jelas. Ia menjelaskan, pasca amandemen UUD 1945 pasal 14 ayat (2) yang memberikan kewenangan kepada presiden untuk memberikan amnesti dan abolisi itu, undanguundangnya belum ada.

"Makanya itu harus kita buat supaya ke depannya menjadi jelas prosedur tata cara dan siapa saja yang berhak mengajukan amnesti dan abolisi," jelas Yasonna.

Menkumham menamping kemungkinan hal itu masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020, karena rencana undang undang amnesti abolisi masih dalam tahap studi naskah akademik, tidak mungkin pada tahun ini. "Tidak mungkin dalam periode ini karena DPR akan selesai pada September, tidak akan ngejar nanti akan kita bawa kepada periode selanjutnya," ujarnya.

Demikian juga mengenai revisi UU ITE, menurut Menkumham, tidak mungkin dilakukan sekarang. Namun ia berjanji akan berbicara dengan Menteri terkait supaya disiapkan naskahnya dulu.

"Saya akan perintahkan kepala BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional untuk mulai mengkaji ya," pungkasnya.

Editor: Gokli