Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gagal Ungkap Penampungan TKI Ilegal, Kapolsek Nongsa Sayangkan Oknum Wartawan Bertindak Bak Polisi
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 31-07-2019 | 18:52 WIB
kapolsek-nongsa-albert.jpg Honda-Batam
Kapolsek Nongsa, Kompol Albert Perwira Sihite. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Polsek Nongsa dikabarkan telah menggerebek sebuah rumah diduga penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Kampung Tengah, Nongsa, Selasa (30/7/2019) kemarin.

Namun pengungkapannya gagal lantaran ulah oknum wartawan yang lebih dulu mendatangi lokasi. Saat mendatangi lokasi, yang ditemukan hanya beberapa orang TKI yang baru pulang dari Malaysia dan hendak kembali ke daerah asalnya.

Kapolsek Nongsa, Kompol Albert Perwira Sihite, sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan dan dianggap menggagalkan upaya kepolisian dalam mengungkap praktek perdagangan manusia.

Ditemui di Mapolresta Barelang, Albert mengaku lokasi tersebut sudah lama menjadi incaran. Hanya saja, saat ini tengah melakukan pemantauan dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tindakan.

"Kita menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tindakan. Sebab, di lokasi hanya diisi para TKI yang notabenenya sebagai korban. Sedangkan pengelolanya jarang di sana. Dengan kata lain, kita menunggu momen saat pengelola datang ke lokasi dan baru dilakukan penggrebekan," ujarnya, Rabu (31/7/2019).

Dalam pengungkapannya, lanjut Kapolsek, pihaknya masih menyelidiki untuk mencari tahu pengurus penampungan atau orang yang bertanggung jawab atas lokasi penampungan, agar dapat diungkap.

"Namun hal tersebut berantakan karena kami didahului penggerebegan oleh oknum wartawan yang berjumlah 6 orang. Akibat dari itu, target pengungkapan jadi gagal. Sangat disayangkan kita harus kembali proses penyelidikan dari nol untuk kegiatan ilegal tersebut," sesalnya.

Selain itu, salah satu oknum tersebut mendapatkan nomor ponsel salah satu pengurus TKI ilegal dan mencoba menghubunginya. Hanya saja nomor yang didapatkan tidak aktif. Setelah itu barulah oknum itu menghubungi polisi.

"Mereka melakukan penggrebekan yang merupakan tugas dari kami, dan tanpa ada koordinasi lebih dulu. Setelah gagal menghubungi pengurusnya, barulah mereka melemparkannya ke kami. Karena sudah didahului, mau tidak mau kita juga harus turun ke lokasi dan hanya ditemukan para TKI, dan dilakukan pendataan serta dibantu proses pemulangannya," papar Albert.

Ia juga mengimbau kepada semua pihak, agar bisa menahan diri dan menyerahkan penindakan kepada kepolisian, sehingga upaya yang dilakukan maksimal.

"Semoga hal ini menjadi pelajaran kita bersama, sehingga kedepannya hal serupa tidak terulang lagi," ujarnya.

Sihite sangat mengpresiasi upaya yang dilakukan beberapa oknum wartawan tersebut, karena berusaha membantu mengungkap praktek penampungan TKI ilegal. Namun Ia meminta ke depannya bisa bersinergi dengan kapolisian, sehingga tidak terjadi miss komunikasi.

Editor: Yudha