Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemko Batam Dinilai Tidak Serius Jalani Program Penghijauan
Oleh : Hendra Mahyudi
Sabtu | 20-07-2019 | 16:40 WIB
pohon-ditebang1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Penebangan pohon oleh Dinas Perkim Kota Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penebangan pohon yang dilakukan oleh dinas Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanaman (Disperkimtan) kota Batam di kawasan Kecamatan Batuaji, tidak berbanding sama dengan verietas pohon yang telah ditanam ulang.

Hal ini membuat warga menilai Pemerintah Kota (Pemko) Batam masih belum serius dalam menjalankan program penghijauan kawasan kota. Pasalnya, masih banyak ruas sisi jalan yang tandus dan gersang terutama di kawasan Kecamatan Batuaji dan Sagulung.

Mirisnya lagi, gencarnya pelaksanaan proyek pelebaran jalan dan membangun drainase, membuat beberapa pohon yang tergolong muda turut kena imbasnya.

Dodi, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Riau Kepulauan (Unrika) mengatakan pohon penghijau yang ditanam di pinggir jalan minim mendapat perawatan sehingga tidak bertahan lama, sementara pohon yang dapat perawat harus ditebas karena kepentingan proyek pelebaran jalan.

Lanjutnya, seharusnya Pemko mulai serius menangani penghijuan wilayah terkhusunya di luar wilayah utama. Banyak pohon penghijau yang layu dan mati di sepanjang Jalan R Suprapto hingga Jalan Brigjen Katamso, Batuaji, karena kurangnya perawatan.

"Cukup disayangkan juga ketika gencar proyek pelebaran jalan dan pelintasan air. Namun pohon dan tanaman pinggir jalan malah seperti tak terawat," ujar Dodi, Sabtu (20/7/2019) siang ini.

Tak hanya itu, Dodi juga menambahkan banyak pohon-pohon yang mendadak layu meski sebelumnya terlihat tampak asri, ini juga karena kurangnya pengawasan pemerintah akan iklan-iklan ilegal yang ditempelkan pihak tertentu di batang pohon, hingga menyebabkan pohon-pohon rusak dan perlahan layu lalu mati.

"Kami dari warga biasa dan mahasiswa apresiasi pelebaran jalan oleh Pemko, hanya saja penghijauan juga hal yang penting," pungkasnya.

Editor: Yudha