Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sei Harapan Jadi Pusat Kegiatan Tanam Pohon ATB-BP Batam Festival Hijau
Oleh : Redaksi
Jumat | 28-06-2019 | 17:04 WIB
cek-lokasi-atb1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Tim ATB beserta Kepala Bidang Pengelolaan Waduk BP Batam, Hadjad Widagdo, dan Ketua Komunitas Budaya Mangrove, Feri Irian, meninjau langsung kondisi hutan lindung yang akan ditanami 400 bibit pohon. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penanaman bibit pohon akan kembali menjadi puncak kegiatan ATB-BP Batam Festival Hijau 2019. PT Adhya Tirta Batam (ATB) bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam telah menentukan titik penanaman pohon di Sei Harapan dan Duriangkang.

"Rencananya akan ada 400 pohon yang ditanam di Sei Harapan dan 600 pohon di Duriangkang. ATB dan BP Batam, bersama-sama dengan komunitas Budaya Mangrove sudah mendatangi lokasinya dan menentukan titik-titiknya,: ujar Head of Corporate Secretary ATB Maria Jacobus, Jumat (28/6/2019).

Tim Event Organizer & Corporate Social Responsibility (EO & CSR) ATB beserta Kepala Bidang Pengelolaan Waduk BP Batam, Hadjad Widagdo, dan Ketua Budaya Mangrove, Feri Irian, telah meninjau langsung kondisi hutan lindung yang akan ditanami bibit pohon.

Sebanyak 1.000 bibit pohon akan ditanam di dua lokasi berbeda dalam kegiatan ATB - BP Batam Festival Hijau tahun ini, yakni hutan Dam Sei Harapan dan hutan Dam Duriangkang. Kedua hutan di lokasi tersebut dianggap paling membutuhkan reboisasi, karena telah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Saat peninjauan lokasi terlihat sejumlah titik di hutan Dam Sei Harapan telah mengalami kerusakan. Jumlah pohon yang sekarang ada sudah mulai berkurang akibat terbakar, sehingga perlu dilakukan upaya rehabilitasi untuk menjaga kualitas hutan tersebut.

Mengingat pentingnya peran hutan untuk menjaga ketersediaan air, maka bibit pohon yang dipilih juga cukup menjadi perhatian. Bibit pohon yang dipilih adalah pohon keras yang berusia panjang, dan pohon yang menghasilkan buah untuk menjaga ekosistem alami hutan.

Salah satunya adalah pohon Trembesi yang dikenal menyerap banyak karbondioksida dan mengeluarkan lebih banyak oksigen. Pohon ini juga memiliki daya serap air yang besar. Juga bibit pohon Jambu Mede yang biasanya menjadi konsumsi hewan liar yang ada di hutan. Keberadaan pohon ini dianggap mampu menjaga kelestarian satwa yang mendukung ekosistem alami hutan. Selain itu masih ada bibit pohon Pulai, Merbau dan Mahoni.

Kepala Bidang Pengelolaan Waduk BP Batam, Hadjad Widagdo mengatakan, penanaman bibit pohon tersebut nantinya akan diikuti sejumlah stakeholder terkait. Selain itu akan ada sejumlah komunitas pencinta lingkungan hidup, dan komunitas sepeda.

Secara simbolis, penanaman bibit pohon akan dipusatkan di hutan Dam Sei Harapan. Sementara penanaman di hutan Dam Duriangkang akan dilakukan beberapa hari sebelumnya.

"Karena melibatkan beberapa tamu undangan yang akan ikut menanam bibit pohon secara simbolis, lokasi yang dipilih adalah yang aksesnya lebih mudah," ujar Hadjad.

Hadjad menambahkan ATB dan BP Batam mempunyai perhatian serius dalam meningkatkan penghijauan, terutama di Dam Sei harapan dan Dam Duriangkang. Kesempatan penanaman pohon akan digunakan untuk menghijaukan dan menjaga area resapan air.

Ketua Budaya Mangrove Feri Irian mengapresiasi upaya ATB dan BP Batam dalam melestasikan hutan di area tangkapan air. Menurutnya, lokasi yang dipilih juga cukup ideal, karena merupakan bekas area kebakaran hutan dan sejumlah titik sudah gundul.

"Mayoritas pohon nanti akan ditanam di lokasi di seberang danau. Lokasinya ideal dan kita jamin pohonnya akan hidup karena tidak akan tersentuh oleh aktifitas lain," paparnya.

Komunitas Budaya Mangrove akan turut berpartisipasi dalam ATB-BP Batam Festival Hijau Tahun ini. Bersama dengan sejumlah organisasi Siswa Pencinta Alam (Sispala) dan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), mereka akan merawat pohon selama 3 bulan.

Festival Hijau merupakan bagian dari program konservasi sumber daya air yang dilaksanakan ATB sejak 2011. Tahun ini, Festival Hijau turut menggandeng komunitas pecinta lingkungan Budaya Mangrove, Mapala Universitas, hingga organisasi pencinta alam pelajar untuk merawat bibit pohon hingga tumbuh dengan baik.

Editor: Yudha