Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Sayuran di Batam Merangkak Naik
Oleh : Gokli/Dodo
Rabu | 21-03-2012 | 10:50 WIB

BATAM, batamtoday - Harga sayur-mayur di beberapa pasar di kota Batam mulai merangkak naik mendahuli kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti di pasar basah Aviari, harga Bayam mencapai Rp10 ribu, dari sebelumnya Rp5 ribu per kilogram, Rabu (21/3/2012) pagi. 

Para pedagang berpendapat, kenaikan sayur-sayuran ini sedah berlangsung dari tiga hari terakhir, hal ini bukan karena faktor cuaca yang buruk, melainkan karena rencana kenaikan harga BBM, sehingga ongkos pengiriman dari luar Batam meningkat. 

Lubis, salah sorang pedagang mengatakan kenaikan harga ini lantaran pengaruh rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012 mendatang, sehingga ongkos pengiriman dari luar Batam mulai naik. Akibatnya harga barang yang pasok dari sejumlah kota di luar Batam, misalnya sayuran terpaksa naik. 

"Tiga hari terakhir ini harga sayur-sayuran meningkat salah satunya Bayam naik Rp5 ribu per kilogram. Kalau saya melihat ini pengaruh rencana kenaikan BBM, makanya ongkos pengiriman meningkat dan terpaksa harga sayuran juga ikut naik," terang Lubis. 

Harga kebutuhan lain, kata Lubis masih normal atau kenaikannya tidak begitu mencolok, namun sayuran tiga hari terahir mengalami kenaikan seperti Kangkung dari Rp5 ribu naik menjadii Rp9 ribu per kilogramnya. Selain itu, Sawi juga ikut naik dari Rp7 ribu menjadi Rp11 ribu per kilogramnya. 

"Kebutuhan lain masih normal, hanya sayur aja yang naik drastis," ujarnya. 

Seorang pembeli, Siti mengaku sangat terbebani dengan kenaikan harga sayuran ini, karena akan memicu kanaikan harga lainnya. 

"Penghasilan tak seberapa, harga kebutuhan pada naik. Memang masih sayur yang naik drastis, tapi tidak menutup kemungkinan harga yang lain juga pasti naik," sebutnya. 

Siti juga menambahkan, pemicu kenaikan beberapa kebutuhan ini disebabkan rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012, sehingga para penjual terpaksa menaikkan barang dangangannya demi menghindari kerugian. 

"Mana ada penjual yang mau rugi, terpaksa harga kebutuhan dinaikkan. Coba kalau BBM tak naik, mungkin harga kebutuhan ini juga tak akan naik," pungkas Siti.