Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pencurian Tembaga di PT Beonesia Organic Foods, Pengelola KIB Lobam Bungkam
Oleh : Harjo
Jumat | 24-05-2019 | 15:52 WIB
tembaga1.jpg Honda-Batam
arang milik Beonesia yang diduga hilang dari perusahaan tersebut. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Kasus hilangnya aset PT Beonasia Organic Foods berupa kabel tembaga milik perusahaan, sekitar dua minggu lalu, hingga saat ini pihak pengelola Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, memilih bungkam.

Pasalnya, sejak awal tahun lalu memang orang dan kendaraan yang masuk ke KIB Lobam sudah makin diperketat, termasuk kendaraan harus membayar biaya membeli sticker untuk kendaraan.

"Kabel tembaga milik Beonesia yang hilang, kalau diangkat atau dibawa dengan kendaraan roda dua, saya rasa tidak mungkin, kerena berat. Selain itu, kondisinya memang masih berupa gulungan, artinya kalau tidak sengaja, jelas barang tersebut tidak akan hilang," ungkap salah seorang karyawan Beonesia yang minta namanya untuk tidak disebutkan kepada BATAMTODAY.COM, Serikuala Lobam beberapa hari lalu.

Sangat disayangkan pihak pengelola KIB Lobam, baik melalui General Meneger (GM) PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), Aditya Laksamana dan juga chip security BIIE, Darwono, yang sudah berkali-kali diminta konfirmasi terkait hilangnya kabel milik PT Beonesia di dalam KIB Lobam tersebut, hingga berita ini dibuat, lebih memilih diam alias bungkam.

Menganggapi kasus dugaan pencurian di PT Beonesia KIB Lobam, tokoh pemuda Serikaua Lobam, M Dragon mengatakan bahwa kasus tersebut harus menjadi catatan tersendiri bagi Beonesia dan KIB Lobam. Mengingat, selain harga barang tidak murah dan juga tergolong besar.

"Apabila ada kehilangan barang yang bentuknya cukup besar berarti, pihak perusahaan dan pengelola KIB Lobam sudah kecolongan. Apalagi status KIB Lobam masuk sebagai kawasan Objek Vital Nasional (Ovitnas), tentu ini menjadi sebuah tanda tanya besar. Ada apa hingga pimpinannya memilih bungkam," imbuhnya, Jumat (24/5/2019).

Editor: Yudha