Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ditelantarkan Kekasih WN Malaysia Saat Hamil

TKI Penderita Hepatitis Dideportasi dari Malaysia
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Sabtu | 17-03-2012 | 11:45 WIB

BATAM, batamtoday - Misnanten (31), seorang perempuan Tenaga Kerja Indonesia asal Jember Jawa Timur yang mengadu nasib di negara tetangga Malaysia sebagai pembantu rumah tanggga dideportasi dan ditampung di shelter Dinsos Batam, Jumat (16/3/2012) sore. Ironisnya, dia pulang ke Indonesia karena menderita hepatitis B. 

Dikatakan Misnanten kepada wartawan sebelum dipulangkan dirinya menjalani persalinan di Rumah Sakit Srikandi Johor Malaysia. Dia melahirkan seorang bayi laki-laki hasil hubungannya dengan WN Malaysia yang tidak bertanggungjawab bernama Muhhamaad Alamiro. 

Mereka melakukan hubungan terlarang atas dasar suka sama suka. Setelah hamil, pria keturunan Tamil tersebut malah menghilang tanpa kabar. 

"Waktu saya hamil dia langsung meninggalkan saya karena alasan belum mau punya anak, cuma mau enaknya aja. Saat itu usia kandungan saya masih dua bulan," katanya. 

Setelah ditinggal, Misnanten harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup dan mengurus kandungannya. Namun, karena tekanan pikiran, dia terserang penyakit Hepatitis B. 

"Saya katanya kena virus. Karena sakit itu makanya dipulangkan ke Indonesia. Untung saya anak saya lahirnya normal dan sehat," ucap wanita yang telihat agak pucat tersebut. 

Ketika ditanya apakah dia masih memiliki niat untuk kembali lagi ke Malaysia setelah mengantarkan bayinya ke kampungnya di Jember, dia mengatakan masih belum tahu. Tapi dia mengaku masih memiliki trauma selama merantau di Malaysia.  

"Saya tak tahu, yang jelas saya mau pulang kampung dulu," katanya. 

Sementara itu, Hadi, salah satu petugas shelter Dinsos yang dikonfirmasi mengatakan belum bisa dipastikan kapan Misnanten akan dipulangkan. Pihaknya masih konsultasi dengan Kemensos RI untuk pemulangannya. 

"Karena dia termasuk dalam kasus yang urgent, kemungkinan akan dipulangkan naik pesawat. Kita masih tunggu arahan dari Kemensos," terang Hadi.