Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Debat Capres Keempat

Jokowi Bilang Sudah Gelar Pasukan Terintegrasi di Natuna untuk Sistem Pertahanan, Kata Prabowo Itu 'ABS'
Oleh : Redaksi
Minggu | 31-03-2019 | 11:32 WIB
debat_keempat.jpg Honda-Batam
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan nomor urut 02 Prabowo Subinto dalam debat capres keempat di di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Sabtu malam

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, telah menggelar pasukan terintegrasi di empat titik untuk menjaga kedaulatan NKRI dari invasi musuh. Keempat titik pasukan terintegrasi tersebut, berada di Natuna (Kepulauan Riau), Moratai (Maluku Utara), Samlaki (Maluku) dan Biak (Papua).

"Dilakukan pula gelar pasukan terintegrasi di Natuna, Morotai, Samlaki. dan Biak. Apa yang kita harapkan dari gelar pasukan? Artinya titik-titik di pinggir negara ini terjaga," ujar dia Jokowi dalam debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019) malam, di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat.

Menurut Jokowi, pentingnya gelar pasukan terintegrasi sehingga tidak Jawa sentris. Ia mengaku sudah memerintahkan Menhan dan Panglima TNI untuk membangun sejumlah divisi di sejumlah titik.

"Divisi 3 yang telah mulai bekerja. Divisi 3 Kostrasd di Gowa, Komando angkatan udara di Biak, armada 3 angkatan laut di Sorong. Ini sudah dalam proses pembangunan dan segera akan jadi," katanya.

Jokowi menegaskan, pemerintahannya telah mengembangkan radar maritim dan radar udara yang sudah 100 persen dikuasai. Ia menyebutkan, ada 19 titik radar udara dan 11 titik radar maritim yang sudah terkoneksi.

"Saya optimistis dengan penguasaan radar udara dan radar maritim yang sudah 100 persen, siapa pun yang masuk ke teritori akan ketahuan," kata Jokowi

Sementara itu, calon presiden 02 Prabowo Subianto Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai sektor pertahanan Indonesia saat ini sangat lemah. Sebab saat ini negara tidak memiliki anggaran untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista).

"Saya menilai pertahanan Indonesia masih terlalu lemah, jauh dari yang diharapkan. Kenapa? karena kita tidak punya uang karena itu kita harus menjaga keuangan kita," ujar Prabowo.

Oleh sebab itu, menurut Prabowo, untuk memodernisasi alutsista, maka pemerintah harus membenahi lebih dulu soal ketersediaan anggaran.

Caranya yaitu dengan mengubah sistem untuk mencegah kebocoran anggaran, mengurangi praktik korupsi dan mencegah mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri.

"Jadi bagi saya kita harus tingkatkan pertama adalah anggaran. Tapi untuk itu kita harus membuat sistem, hentikan kebocoran, kurangi korupsi sehingga kekayaam indonesia tidak mengalir ke luar negeri," kata Prabowo.

Bisikan 'ABS'
Dalam kesempatan itu, Prabowo menyebut bahwa calon presiden petahana Joko Widodo mendapat laporan yang tidak benar soal kondisi pertahanan di Indonesia.

"Maaf, Pak Jokowi, mungkin Pak Jokowi dapat briefing-briefing yang tidak tepat," kata Prabowo menjawab penjelasan Jokowi soal isu pertahanan.

Prabowo menyinggung pengalamannya di militer dahulu. Ia menyebut budaya ABS atau "asal bapak senang" kental di dunia militer. "Budaya ABS banyak, Pak. Kalau ketemu Panglima, siap Pak, aman, Pak, terkendali, Pak. Radar cukup, Pak," kata Prabowo.

"Pak, tidak benar, tidak benar," kata Prabowo kepada Jokowi. "Saya tidak menyalahkan bapak. Ini budaya Indonesia, ABS. Jadi mohon kita kaji pertahanan sangat penting, kita tidak mau mengancam siapapun, tapi kita lemah, Pak," tambah Prabowo.

Menanggpi hal ini, Jokowi menilai Prabowo tidak percaya dengan kemampuan Tentara Nasional Indonesia ( TNI) dalam konteks pertahanan.
"Saya melihat, Pak Prabowo ini tidak percaya pada TNI kita. Saya yang sipil saja, saya sangat percaya pada TNI yang kita miliki, sangat percaya," ujar Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, dia melihat sendiri pembangunan sistem pertahanan yang dibuat oleh TNI. "Di Natuna saya lihat sendiri dibangun. Di Sorong juga dibangun. Saya cek ada benar barangnya," kata Jokowi.

Namun, Prabowo membantah jika dirinya disebut tidak percaya pada TNI. "Bukan saya tidak percaya pada TNI," kata Prabowo kepada Jokowi.

Prabowo kemudian mempertanyakan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia. Ia bertanya, berapa kapal selam yang dimiliki TNI, apa jenisnya dan bagaimana kemampuannya.

Prabowo juga bertanya berapa pesawat tempur yang dimiliki TNI dan berapa banyak peluru kendalinya. Namun, Prabowo tidak menyebut data mengenai alutsista tersebut.

"Kalau ada armada asing masuk ke luat kita, apa yang bisa kita buat," tanya Prabowo. "Jadi bukan saya tidak percaya. Saya ini TNI, pak, saya pertaruhkan nyawa di TNI. Saya lebih TNI dari banyak TNI," tambah Prabowo.

Editor: Surya