Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapolsek Batuaji Minta Penjual Bensin Eceran Ditata
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 08-03-2012 | 14:52 WIB

BATAM, batamtoday - Pasca kebakaran tujuh unit kios di daerah Batuaji, Rabu (7/3/2012) sore membutuhkan perhatian khusus dari pihak pemerintah. Pasalnya, penyebab kebakaran diduga kuat lantaran ulah pasangan suami istri (pasutri) yang lagi bertengkar.  

 

Isu yang berkembang di lapangan, kebakaran itu terjadi lantaran sang suami yang disebut bernama Uda Ginting menyiram istrinya dengan bensin jualannya di saat sang istri lagi memasak di dapur. Seketika itu juga api langsung menyambar bensin dan mengakibatkan kebakaran yang menghanguskan tujuh unit kios termasuk miliknya. 

Uda Ginting, penjual bensin eceran di pinggir jalan, tak pikir panjang sehingga tega menyiram istrinya dengan bensin jualannya. Memang, pertengkaran maupun selisih paham dalam keluarga sering terjadi, tapi bukan berarti harus menimbulkan kebakaran kalau saja dia tak menjual bensin ataupun sejenisnya yang mudah terbakar. 

Melihat kejadian ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal penataan pedagang kaki lima khususnya penjual bensin eceran yang sangat marak seperti miliknya Uda Ginting salah seorang korban kebakaran tujuh unit kios di daerah Batuaji. 

Kapolsek Batuaji, Kompol Tua Turnip saat dikonfirmasi masalah penyebab kebakaran belum bisa menyimpulkan. Namun, dia tidak menyangkal dengan adanya isu yang berkembang di masyarakat disebabkan pasangan suami istri yang lagi bertengkar dan saling melempar bensin dalam kemasan botol mineral yang tak lain adalah barang dangangannya sehari-hari. 

"Kita belum dapat memastikan penyebab kebakaran, namun isu yang berkembang di masyarakat disebabkan ulah pasangan suami istri yang lagi bertengkar," katanya. 

Pertengkaran suami istri ini mengakibatkan tujuh unit kios terbakar lantaran mereka salin lempar-melempar botol minuman mineral yang berisi bensin. 

"Dugaan sementara seperti itu, namun belum bisa dipastikan lantaran keterangan pasutri itu belum didapat lantaran keberadaannya masih dalam pencarian," sebut Turnip. 

Turnip menilai, peristiwa seperti ini tidak bisa dilihat dari segi kejadiannya, tapi perlu dilihat dari dampak dan penyebabnya awalnya. 

"Ini tidak main-main lho, kalau isu itu benar enam orang terpaksa kehilangan tempat tinggal, sehingga harus terlantar karena ulah pasutri itu. Hal ini perlu antisipasi dini, misalnya penertiban pendangan kaki lima seperti penjual bensin eceran," katanya. 

Menurut Turnip, berdagang itu boleh atau sah-sah saja, namun perlu dilihat dampaknya bagi orang lain. Maraknya pedagang bensin eceran di daerah Batuaji ini seakan tak perduli efek yang ditimbulkan bagi orang lain. 

"Gimana kalau api itu sempat menyambar rumah-rumah penduduk lain atau sekitar itu habis semua terbakar karena permasalahan sedikit yang tak hati-hati dengan barang dagangannya seperti bensin yang dijua pasutri itu. Kejadian ini jangan sampai terulang lah, maunya perlu penataan," pungkasnya. 

Memang kejadian ini belum bisa dipastikan penyebabnya, tapi isu yang berkembang di masyarakat itu akan semakin kuat lantaran pasutri itu belum ditemukan keberadaanya. 

"Kalau memang tak salah, berikan keterangan sama polisi tak usah sembunyi-sembunyi, biar jelas semuanya. Bagi warga yang lain tolong jangan asal dengan barang jualannya," himbau Turnip.