Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komisi I DPR Minta Kelaiakan Pesawat Boeing 737 Max 8 Dievaluasi
Oleh : Irawan
Senin | 11-03-2019 | 13:28 WIB
riefky_harsya.JPG Honda-Batam
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Demokrat Teuku Riefky Harsya 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Seorang WNI menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiophian Airlines pada minggu (10/3/2019). WNI berjenis kelamin perempuan itu diketahui bernama Harina Hafitz. Harina tinggal di Roma dan bekerja untuk World Food Program atau WFP, badan pangan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Anggota Komisi I DPR RI fraksi Demokrat yang membidangi luar negeri, Teuku Riefky Harsya  ikut berbelasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat ET 302 milik maskapai Ethiopian Airlines minggu kemarin yang jatuh di sekitar Bishoftu, atau Debre Zeit, 50 km selatan ibukota Ethiophia.

"Saya turut berduka cita yang sebesar-besarnya kepada 149 orang penumpang dan 8 awak khususnya kepada keluarga Harina Hafitz yang menjadi korban musibah kecelakaan pesawat ET 302. Sebagai Anggota komisi yang membidangi luar negeri di DPR RI, Saya meminta kepada Kemenlu, KBRI Roma, dan KBRI Addis Ababa untuk terus berkoordinasi kepada keluarga korban untuk pengurusan Jenazah. Kuatkan keluarga dan berikan fasilitas yang terbaik kepada keluarga korban yang ada di Indonesia maupun di Roma," ucap Riefky.

Pesawat dengan nomor penerbangan ET-302 menggunakan pesawat Boeing 737 Max-8 yang dioperasikan sejak November 2018. Model pesawat ini sama dengan model pesawat yang dioperasikan Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 yang jatuh dalam penerbangan dari Jakarta-Pangkal Pinang pada tanggal 29 Oktober tahun 2018.

Riefky-pun mengingatkan dan menghimbau kepada kemenhub, KNKT dan stake holder penerbangan untuk memperhatikan kelaiakan pesawat boeing 737 Max 8 untuk terbang di Indonesia.

"Dengan kejadian ini, pemerintah melalui stake holder penerbangan untuk lebih memperhatikan dan mengawasi lebih ketat kelaiakan mesin, sistem dan operasional pesawat Boeing 737 MAX 8 yang beroperasi di Indonesia, karena keselamatan menjadi hal yang utama dalam penerbangan. ini juga harus ada investigasi khusus KNKT dengan lembaga penerbangan dunia seperti FAA untuk terus melakukan evaluasi terkait kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 ini," kata Riefky.

Editor: Surya