Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nurdin Tak Kunjung Hadir, Pendemo Gelar Tikar dan Bakar Ikan di Halaman Kantor Gubernur
Oleh : Ismail
Rabu | 06-03-2019 | 13:04 WIB
nelayan-serang-gubernur-2.jpg Honda-Batam
Para nelayan membakar ikan di depan kantor Gubernur Kepri. (foto: Ismail).

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Aksi unjuk rasa Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Tanjungpinang-Bintan berlangsung damai. Para nelayan hingga kini masih bersikeras menunggu Gubenur Kepri mempertanggungjawabkan dampak reklamasi pembangunan Gurindam 12 di Tepi Laut Tanjungpinang.

Setelah berorasi, mereka pun gelar tikar membakar ikan dan santap siang di halaman Kantor Gubernur Kepri, Pulau Dompak Tanjungpinang.

Dibawah tiang bendera merah putih mereka bersama-sama menyantap ikan bakar telah dibakar yang tampak gosong.

"Kami akan tunggu Pak Gubernur sampai mau menemui kami disini," ungkap salah satu pengunjuk rasa, Rabu (6/3/2019).

Sebelumnya, Ratusan KNTI Tanjungpinang-Bintan melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Pulau Dompak Tanjungpinang, Rabu (6/3/2019).

Dalam aksi tersebut, para nelayan menuntut Gubernur bertanggungjawab atas dampak lingkungan yang terjadi akibat reklamasi proyek Gurindam 12 di Tanjungpinang dan PT Bintan Alumina Indonesia di Galang Batang, Bintan.

Koordinator aksi, Harianto dalam orasinya menyampaikan, pihaknya sangat bukannya orang-orang yang anti pembangunan. Namun, pelaksanaan pembangunan tersebut harus dibarengi dengan pertimbangan dampak terhadap masyarakat pesisir.

Dimana, akibat dari dua pembamgunan tersebut para nelayan yang biasa menggantungkan tali pancingnya disekitar kawasan tersebut kini harus menelan pil pahit. Karena, mempengaruhi hasil tangkapannya yang cenderung menurun.

"Bayangkan saja, nelayan sondong (penangkap udang) di Tepi Laut Tanjungpinang (kini sedang dibangun penataan proyek Gurindam 12) yang biasanya berpenghasilan Rp 90 ribu. Kini, turun drastis," katanya.

Editor: Chandra