Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Imunisasi MR di Sekolah-sekolah untuk Wilayah Kepri Dihentikan
Oleh : Redaksi
Rabu | 20-02-2019 | 11:52 WIB
tj-mr.jpg Honda-Batam
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kementerian Kesehatan menghentikan program Imunisasi Measles Rubella (MR) gratis di sekolah wilayah Provinsi Kepulauan Riau mulai tahun 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana menyampaikan, pihaknya sudah berupaya untuk memperpanjang program Imunisasi MR di sekolah, namun belum ada jawaban. "Butuh regulasi khusus lagi agar diperpanjang Kemenkes," ujarnya, Selasa (19/2/2019) seperti dikutip situs resmi Pemprov Kepri.

Ia mengemukakan, Imunisasi MR mulai tahun ini hanya menjadi program yang dilaksanakan di Puskesmas wilayah Kepri, dengan target anak-anak usia sebelum sekolah. Para orangtua diharapkan membawa anak-anaknya untuk mendapatkan imunisasi tersebut.

Sementara pihak sekolah yang ingin melaksanakan Imunisasi MR dapat berkoordinasi dengan pihak rumah sakit, namun tidak gratis lagi.

Menurut dia, Imunisasi MR di sekolah-sekolah tahun 2018 tidak berjalan maksimal karena mengalami berbagai hambatan. Kendala utama yang ditemukan, belum ditemukan Vaksin MR yang halal. Hal itu yang menyebabkan para orang tua dan pihak sekolah menolak Imunisasi MR.

Ketidakpercayaan masyarakat, terutama umat islam menyebabkan persentase Imunisasi MR di sekolah tergolong kecil. Dari 680 ribu warga berusia 9 bulan-15 tahun, hanya 61 persen yang diimunisasi MR.

Hal itu yang menyebabkan Kepri sebagau peringkat keenam terendah capaian Imunisasi MR. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan, seperti sosialisasi ke berbagai pihak, dan penyebaran fatwah MUI yang membolehkan penggunaan Imunisasi MR sebelum ditemukan vaksin yang halal.

"Sejak awal petugas kami mengalami hambatan dalam melakukan imunisasi di sejumlah sekolah. Berbagai upaya pula dilakukan untuk memberi pemahaman kepada pihak sekolah demi masa depan anak-anak," ujarnya.

"Di pikiran kami bagaimana menyelamatkan generasi muda dari serangan virus campak dan rubella. Imunisasi MR merupakan solusinya, sehingga petugas tetap bersemangat melaksanakan tugasnya, meski kerap ditolak pihak sekolah," tambahnya.

Ia mengingatkan masyarakat bahwa campak dan rubella bukan penyakit yang mudah diobati, karena itu perlu diwaspadai dan diantisipasi sebelum menyebar luas. "Lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya.

Editor: Gokli