Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warung Kopi Jadi 'Saksi Bisu' Money Politik di Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 28-01-2019 | 09:16 WIB
ilustrasi-pemilu-bersih.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Anambas - KPU Anambas menyampaikan kampanye yang banyak digunakan para calon legislatif (Caleg) di daerah itu dengan sitem 'door to door'. Komunikasi politik untuk mencari simpati para pemilih, belum ada yang dilakukan secara terbuka. 

Mayotitas para Caleg untuk mencari simpati pemilik masih dilakukan di tempat-tempat tertentu, seperti warung kopi. 'Kampanye' ala warung kopi ini, dinilai marak politik uang atau money politik.

"Mungkin para Caleg enggan mengeluarkan biaya yang besar untuk menggelar kampanye. Tetapi, ada kegiatan mencari simpati masyarakat dari pintu ke pintu dan di warung kopi," kata Ketua KPU Anambas, Jufri Budi, belum lama ini.

Jufri pun tidak menampik jika kondisi tersebut berpotensi terjadinya politik uang, yang sulit untuk pembuktiannya.

Sehingga, menurut dia, pola pikir masyarakat harus diubah agar terselenggara Pemilu damai dan bersih. "Kita selalu galakkan sosialisasi pada masyarakat untuk memilih orang yang berintegritas, dan tidak memilih karena uang," jelasnya.

Terpisah, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kepulauan Anambas, Yopi Susanto mengakui, hingga saat ini baru ada dua partai yang melapor untuk menggelar kampanye metode pertemuan terbatas.

"Baru ada dua Parpol yang menyampaikan tembusan surat terkait pelaksanaan kampanye terbatas, selebihnya belum ada. Ada juga kami dapati, sejumlah Parpol melakukan kampanye, tetapi ketika kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian mengenai surat tanda terima pemberitahuan (STTP) tentang kampanye tidak ada, mereka mengubah tema menjadi diskusi. Padahal kita sudah niat mau berkoordinasi mau membubarkan," kata Yopi.

Yopi mengakui, metode yang dipakai oknum Caleg untuk mencari simpati masyarakat melalui pintu ke pintu dan melalui warung kopi. Dia juga mengakui, sulit untuk menggolongkan metode kampanye tersebut.

"Ini menjadi kesulitan kami untuk menggolongkan metode kampanye yang dipakai tersebut. Memang, tidak menutup kemungkinan itu menjadi celah untuk melakukan politik uang. Tetapi pernah ditemui petugas lapangan ada Caleg mencari simpati dari pintu ke pintu, dan alasan Caleg tersebut untuk bersilaturahmi. Ini juga sulit pembuktiannya, kami juga tak ingin lengah, dan tetap kami awasi," jelasnya.

Yopi juga mengimbau agar masyarakat memilih calon yang berintegritas, dan bukan karena ada pemberian atau janji-janji. "Kami juga sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar terselenggara Pemilu damai dan bersih. Dan pilih lah calon yang berintegritas," tegasnya.

Editor: Gokli